Sabtu, 23 Oktober 2010

Suka kebajikan

Beberapa turis dari Eropa yang tengah berada di Afrika, menjumpai
sebuah oase di tengah padang belantara.
Di dekat danau itu banyak batu-batuan dan terdapat sebuah papan bertuliskan:
“Yang mengambil batu akan menyesal. Yang tidak mengambil batu juga akan
menyesal”.
Heran dengan kalimat itu, ada yang malah tertarik untuk mengambil
beberapa butir batu-batu itu untuk melihat apa yang akan
terjadi selanjutnya.
Beberapa yang lainnya tidak terlalu menggubrisnya.
Jadi mereka tidak mengambil batu-batu itu dan lebih tertarik untuk
menikmati segarnya air di oase itu.
Setelah kembali ke Eropa, mereka menyuruh ahli batu-batu untuk
memeriksa batu-batuan yang mereka bawa itu.
Ternyata batu-batuan itu adalah sejenis Safir yang dari luar tampaknya
jelek, tapi di dalamnya merupakan permata yang sangat indah dan
mahal harganya.
Yang tidak membawa batu itu jadi menyesal karena tidak membawanya, tetapi
yang membawanya pun akhirnya menyesal karena tidak membawa lebih banyak.

Bukankah hidup manusia serupa seperti cerita di atas?
Yang Maha Kuasa memberikan kehidupan yang sangat berharga.
Namun, bukankah kita seringkali kurang menghargai waktu hidup ini justru
saat kita masih bisa hidup lama?

Hidup ini begitu bernilai.
Jauh lebih bernilai daripada batu-batu permata.
Itulah sebabnya agar kita tidak menyesal di kemudian hari, maka kita harus
menjalani hidup dengan maksimal.

Bekerja dengan maksimal, mengasihi keluarga dengan maksimal,
berkarya bagi sesama dengan maksimal.

Intinya ketika kita sudah mengusahakan yang terbaik selama hidup ini,
maka kita tidak perlu lagi menyesal di kemudian hari.

Usahakan yang terbaik selama kesempatan itu masih ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar