Ada seorang anak laki-laki,pada saat masih bayi usia 2 bulan,ia terkena kanker limpa leher,maka terpaksa harus dioperasi.Tapi setelah berhasilnya operasi timbul lagi penyakit radang paru-paru dan kebekuan darah,sehingga terpaksa harus diopname diruang darurat.
Pada suatu malam,denyut jantung anak tersebut menjadi sangat pelan.Dengan berat hati dokter memvonis bahwa anak tersebut tidak mempunyai harapan lagi.Sang Ibu lalu memegang tangan putranya menangis dengan sedih dan memohon.
"Dokter,tangannya masih hangat tolonglah,mungkin masih ada harapan."pinta sang Ibu dengan memelas berharap.
Semalaman Dokter berusaha keras,duduk disamping anak tersebut menjaga pernafasannya,infus,selang kencing,dan monitor detak jantung,akhirnya sang anak berhasil melewati masa kritisnya.Esok harinya seperti mukzizat,kondisi kesehatannya makin hari makin membaik.
Sesudah keluar dari Rumah Sakit,setiap 3 bulan ia harus kembali ke Rumah Sakit untuk memeriksa kesehatan ( check up),dan sering kali orang tua anak tersebut bertanya pada dokter kapan bekas cacat operasi yang ada dileher anaknya bisa dioperasi plastik.Orang tua nya selalu merasa menyesal bila bekas cacat operasi masa kecil tidak disempurnakan.Anak laki itu sebaliknya mengacuhkan dan setiap hari selalu pergi bermain dengan teman-temannya.
Suatu ketika anak itu secara diam-diam mengendarai sepeda motor ayahnya,lalu mengalami kecelakaan terjatuh dan terluka parah dibagian wajahnya.Sewaktu dibawa ke Rumah Sakit,ibunya menangis sambil berkata :
"Dari kecil hingga beranjak dewasa ibu dan ayah merawat dan menjagamu dengan susah payah,tapi kau tidak menyayangi dirimu sendiri,malahan jatuh dan terluka parah."
Dokter yang telah mengenal anak tersebut merasa sangat sedih dan menyayangkan setelah melihat luka dan kondisi wajahnya yang terluka parah karena kecelakaan.Mukanya jadi berubah tidak lagi mirip dengan wajah semula.Dokter mengobati lukanya sambil berkata padanya:
"Nyawamu dan tubuhmu adalah jerih payah orang tuamu serta segala upaya dari para dokter dengan segenap hati menolong dan merawatmu,biar bukan demi dirimu sendiri kau juga harus menyayanginya untuk orang tuamu."
Anak itu kelihatan seperti antara mengerti dan tidak mengerti,hanya bisa menganggukkan kepala saja.Hingga akhirnya sembuh kembali.
Pada suatu senja,ibunya menelepon dokter agar cepat datang ke Rumah sakit,karena anaknya lagi-lagi kecelakaan bertabrakan dengan truk,dan denyut jantungnya melemah.Dengan segera dokter begegas ke Rumah Sakit,namun anak tersebut telah ditutupi dengan kain putih.Sang dokter tidak sempat lagi bertemu muka untuk terakhir kalinya.
Sambil mengantar jasad anak itu,ibunya menangis dan memohon kembali:
"Dokter,cobalah lagi,mungkin anak saya masih dapat tertolong."
Dokter dengan hati yang sangat sedih dan berlinangan air mata berkata pada jasad anak tersebut:
"Anakku, dokter dan orang tuamu tidak mungkin selalu setiap kali mampu menolongmu,mengapa kau sendiri tidak mau menjaga dirimu dengan sebaik-baiknya,nak."
Pada suatu malam,denyut jantung anak tersebut menjadi sangat pelan.Dengan berat hati dokter memvonis bahwa anak tersebut tidak mempunyai harapan lagi.Sang Ibu lalu memegang tangan putranya menangis dengan sedih dan memohon.
"Dokter,tangannya masih hangat tolonglah,mungkin masih ada harapan."pinta sang Ibu dengan memelas berharap.
Semalaman Dokter berusaha keras,duduk disamping anak tersebut menjaga pernafasannya,infus,selang kencing,dan monitor detak jantung,akhirnya sang anak berhasil melewati masa kritisnya.Esok harinya seperti mukzizat,kondisi kesehatannya makin hari makin membaik.
Sesudah keluar dari Rumah Sakit,setiap 3 bulan ia harus kembali ke Rumah Sakit untuk memeriksa kesehatan ( check up),dan sering kali orang tua anak tersebut bertanya pada dokter kapan bekas cacat operasi yang ada dileher anaknya bisa dioperasi plastik.Orang tua nya selalu merasa menyesal bila bekas cacat operasi masa kecil tidak disempurnakan.Anak laki itu sebaliknya mengacuhkan dan setiap hari selalu pergi bermain dengan teman-temannya.
Suatu ketika anak itu secara diam-diam mengendarai sepeda motor ayahnya,lalu mengalami kecelakaan terjatuh dan terluka parah dibagian wajahnya.Sewaktu dibawa ke Rumah Sakit,ibunya menangis sambil berkata :
"Dari kecil hingga beranjak dewasa ibu dan ayah merawat dan menjagamu dengan susah payah,tapi kau tidak menyayangi dirimu sendiri,malahan jatuh dan terluka parah."
Dokter yang telah mengenal anak tersebut merasa sangat sedih dan menyayangkan setelah melihat luka dan kondisi wajahnya yang terluka parah karena kecelakaan.Mukanya jadi berubah tidak lagi mirip dengan wajah semula.Dokter mengobati lukanya sambil berkata padanya:
"Nyawamu dan tubuhmu adalah jerih payah orang tuamu serta segala upaya dari para dokter dengan segenap hati menolong dan merawatmu,biar bukan demi dirimu sendiri kau juga harus menyayanginya untuk orang tuamu."
Anak itu kelihatan seperti antara mengerti dan tidak mengerti,hanya bisa menganggukkan kepala saja.Hingga akhirnya sembuh kembali.
Pada suatu senja,ibunya menelepon dokter agar cepat datang ke Rumah sakit,karena anaknya lagi-lagi kecelakaan bertabrakan dengan truk,dan denyut jantungnya melemah.Dengan segera dokter begegas ke Rumah Sakit,namun anak tersebut telah ditutupi dengan kain putih.Sang dokter tidak sempat lagi bertemu muka untuk terakhir kalinya.
Sambil mengantar jasad anak itu,ibunya menangis dan memohon kembali:
"Dokter,cobalah lagi,mungkin anak saya masih dapat tertolong."
Dokter dengan hati yang sangat sedih dan berlinangan air mata berkata pada jasad anak tersebut:
"Anakku, dokter dan orang tuamu tidak mungkin selalu setiap kali mampu menolongmu,mengapa kau sendiri tidak mau menjaga dirimu dengan sebaik-baiknya,nak."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar