Jumat, 24 September 2010

Sad story

Beberapa tahun yg lalu, seorang gadis berumur 15 tahun bernama Lisa Marie
meninggal gantung diri di rumahnya.Dia seorang gadis manis dan tinggal di
Michigan . Lima hari setelah kematiannya , ibunya menemukan buku hariannya
di kamarnya. Ibunya ingin mengetahui sebab kematiannya.

Berikut adalah isi buku harian tsb:

November 7
Dear Diary, hari ini hari pertama sekolah di Michigan.Pada saat saya Masuk
kelas, saya diejek murid2 cowok yg menyebut saya org aneh. Inilah awal hari
yg buruk.Kemudian bbrp murid cewek cantik dan populer mendatangi saya dan
memperkenalkan diri mereka. Mereka mengatakan saya org terjelek yg pernah
mereka temui.Saya pun menangis.

Saya lalu pulang ke rumah and menelepon Jake. Saya pikir hari ini Akan
menjadi lbh baik. Namun dia katakan bhw hubungan jarak jauh tidak Bisa
bertahan ;sekrg dia tingg al di California . Lalu saya katakan bhw Saya
mencintainya dan rindu padanya. Tetapi dia mengakui bhw alasan dia Pacaran
dgn saya adalah krn dia ditantang teman2nya. Dia lalu memutuskan hubungan
padahal kami sdh berpacaran selama 2 1/2 thn.

November 9
Saya sungguh rindu pada Jake. Tapi dia merubah nomor telp-nya shg saya tdk
bisa menghubunginya. Hari ini seorang cowok populer mengajak saya ke pesta
dansa. Kemudian cewek2 cantik kemarin mengajak saya makan siang bersama.
Wow, sungguh menyenangkan!

November 10
Saya sdg menangis skrg. Ternyata cowok itu brengsek. Dia menumpahkan
minumannya pada baju saya lalu cewek2 itu mengoyak baju saya. Semua org
menertawakan saya.Lalu nenek memberitakan bhw papa dan mama tabrakan pagi
ini dan mrk dlm keadaan kritis. Saya tdk sanggup menulis lagi.

November 11
Hari ini Sabtu , nenek dan saya di rumah sakit sepanjang malam. Papa
meninggal pagi ini. Mama lumpuh seumur hidup. Sewaktu di RS , nenek baru
tahu dia diserang kanker perut dan harus dikemoterapi. Saya msh tdk percaya
Papa sdh meninggal. Saya sdh capek menangis. Saya letih. Saya hrs tidur.

November 12
Papa tdk meninggal ! Tidak mungkin ! Ini semua hanya mimpi. Hidup Saya
sempurna. Jake msh mencintai saya. Saya tdk bisa menulis lagi. Saya sdh
menangis terlalu lama. Saya ingin mati. Bawalah saya.
Keesokan harinya Lisa ditemukan tewas gantung diri dengan tali Berwarna
kuning. Saya ibunya. Nama saya Miranda Gonzalez. Saya menulis email ini
agar org lain tidak mengalami apa yg dialami anak saya. Ingatlah semua
orang ingin dicintai dan dipeluk setiap hari. Tidak ada seorang pun di
dunia ini yang pantas diejek dan dihina atau disingkirkan, karena
keberadaan kita lahir didunia adalah pemberian Tuhan semata dan bukan suatu
pilihan yang bisa kita pilih.
Sampaikan pesan ini pada sebanyak mungkin orang agar kita semua tidak akan
menjadi orang2 yang berhati kejam. Terima kasih.
Kepada setiap orang yang mengirimkan email ini akan saya doakan untuk
menerima kebaikan hati.

SALAH PERSEPSI SALAH PERSEPSI

Ada gadis cantik mau foto copy ijazah di tempat fotocopy.
Setelah selesai saking buru-burunya ijazah aslinya ketinggalan. ...
Apa yang terjadi? Dia kembali segera ke toko foto copy dan langsung nanya,
"Mas...mas... aslinya mana?" terus dijawab sama mas-mas tukang foto copy,
"Solo mbak..."


SALAH PERSEPSI II
Ada seorang ibu hamil tua mau membayar hutang cicilan rumah di suatu Cabang BTN,
setelah mencapai loket, sang kasir dengan proaktif langsung bertanya,
"Berapa bulan bu ... ?"
Dengan tersipu-sipu si ibu menjawab, "Jalan delapan bulan .....," sambil mengelus-elus perutnya .....


SALAH PERSEPSI III
Si Anto adalah anak SD kelas satu.
Dia punya satu teman sekolah namanya Clara.... si Clara cantik dan manis.
Singkat cerita, si Anto jatuh hati pada si Clara..., ternyata Clara juga punya hati pada si Anto.
Suatu hari, karena nggak tahan lagi, si Anto berkata kepada si Clara,
"Clara, aku suka kepadamu. Sayang kita masih kecil.....bila nanti kita udah dewasa, kita menikah ya...?!"
Dengan wajah yang memerah merona, si Clara menjawab,
"Anto, bukannya aku menolak....aku sih mau aja...Tapi dalam keluarga kami, kami hanya menikah sesama kerabat saja.
Paman menikah dengan bibi, kakek menikah dengan nenek, dan bahkan papa menikah dengan mama......
padahal kan kamu bukan kerabat aku Anto."
Mendengar jawaban si Clara, si Anto patah hati....


SALAH PERSEPSI IV
Ada 26 orang gila, mereka mau di uji kesehatan mentalnya di Amerika.
Mereka diangkut menggunakan kapal Hercules yang besar.
Saat di udara, orang² gila itu berisik karena bermain bola di dalampesawat.
Sang kapten marah dan menyuruh co-pilot untuk menenangkan mereka.
"Hoi! Berisik banget sih! Jangan maen bola di dalem kapal dong!!!" bentak co-pilot kepada orang² gila.
Akhirnya situasi menjadi tenang.
Tapi lama², si kapten curiga karena situasinya terlalu tenang.
Dia menyuruh lagi co-pilotnya untuk cek ke belakang.
Ketika co-pilot datang, dia kaget setengah hidup! Orang gilanya tinggal 4 orang!!!
"Hei, kalian! Koq tinggal ber-4? Yang lain ke mana?"
"Abisnya nggak boleh maen bola di dalem kapal sih. Mereka jadi main bola diluar."
"HAH?! Terus, kalian kenapa bisa masih ada di dalem?"
"Kan kita pemain cadangan"

Satu Dollar Sebelas Sen

Sally baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Georgi. Ia sedang menderita sakit yang parah dan mereka telah melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwanya. Hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bisa menyelamatkan jiwa Georgi… tapi mereka tidak punya biaya untuk itu. Sally mendengar ayahnya berbisik, “Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang.”
Sally pergi ke tempat tidur dan mengambil celengan dari tempat persembunyiannya. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitung secara cermat…tiga kali. Nilainya harus benar- benar tepat.

Dengan membawa uang tersebut, Sally menyelinap keluar dan pergi ke toko obat di sudut jalan. Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian… tapi dia terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak berusia delapan tahun. Sally berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal. Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase. Berhasil!
“Apa yang kamu perlukan?” tanya apoteker tersebut dengan Doctorsuara marah. “Saya sedang berbicara dengan saudara saya.”
“Tapi, saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya,” Sally menjawab dengan nada yang sama. “Dia sakit…dan saya ingin membeli keajaiban.”
“Apa yang kamu katakan?,” tanya sang apoteker.
“Ayah saya mengatakan hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan jiwanya sekarang… jadi berapa harga keajaiban itu ?”
“Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil. Saya tidak bisa menolongmu.”
“Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya.”

Seorang pria berpakaian rapi berhenti dan bertanya, “Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan oleh adikmu?”
“Saya tidak tahu,” jawab Sally. Air mata mulai menetes di pipinya. “Saya hanya tahu dia sakit parah dan mama mengatakan bahwa ia membutuhkan operasi. Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarnya… tapi saya juga mempunyai uang.”
“Berapa uang yang kamu punya ?” tanya pria itu lagi.
“Satu dollar dan sebelas sen,” jawab Sally dengan bangga. “dan itulah seluruh uang yang saya miliki di dunia ini.”

“Wah, kebetulan sekali,” kata pria itu sambil tersenyum. “Satu dollar dan sebelas sen… harga yang tepat untuk membeli keajaiban yang dapat menolong adikmu”. Dia Mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Sally sambil berkata : “Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuamu.”

Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli bedah terkenal…. Operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu yang tidak lama sebelum Georgi dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat. Kedua orang tuanya sangat bahagia mendapatkan keajaiban tersebut. “Operasi itu,” bisik ibunya, “adalah seperti keajaiban.

Saya tidak dapat membayangkan berapa harganya”. Sally tersenyum. Dia tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebut…satu dollar dan sebelas sen… ditambah dengan keyakinan.

SEBUAH PENSIL

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.
"Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?"
Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata
kepada cucunya,
"Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting
dari
isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai."
"Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar si
nenek lagi.
Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya
kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari
pensil
yang nenek pakai.
"Tapi nek sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." Ujar
si
cucu.
Si nenek kemudian menjawab,
"Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini."
"Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang
dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di
dalam
hidup ini." Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.

"Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalo kamu bisa berbuat hal yang
hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan
pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup
ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita
menurut kehendakNya" .

"Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus
berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek.
Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses
meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali..
Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima
penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi
orang yang lebih baik".

"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk
mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah.
Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal
yang
jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar"..

"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah
bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab
itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu".

"Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan.
Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam
hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan
sadar terhadap semua tindakan.

Taman di Dalam Diri

Noge, seorang remaja dari sebuah dusun di pedalaman Irian sana suatu
ketika diajak oleh pamannya untuk jalan-jalan ke kota Jakarta . Sang
paman yang seorang pengusaha sukses di ibukota itu kemudian membawa
Si Noge berkeliling kota . Seperti rusa masuk kampung, Noge begitu
tertegun melihat gemerlapnya kota metropolitan itu. Ia berdecak kagum
menyaksikan gedung-gedung pencakar lagi di Jalan Thamrin, Sudirman
dan Gatot Subroto. Ia membayangkan betapa enaknya hidup di kota yang
semuanya serba "wah" dibandingkan di desanya yang listrik saja belum
terpasang.

Oleh sang paman, Noge kemudian diajak makan siang di sebuah restoran
eropa terkenal. Saat sang paman sibuk memilih menu makan siangnya, Si
Noge hanya terdiam sambil memelototi menu tersebut. Ia merasa sangat
asing karena belum pernah mengenal makanan-makanan dalam menu
tersebut. Maklum anak kampung! Meski telah dipersilakan untuk memilih
sendiri, Si Noge tetap saja bingung. Semula ia ingin menanyakan
kepada sang paman aneka makanan dalam menu tersebut. Namun niat itu
diurungkanya mengingat restoran tersebut sangat ramai siang itu.
Lagipula ia merasa malu dan gengsi kalau sampai ketahuan ia dari
dusun.

Akhirnya Noge memutuskan untuk memilih masakan yang serupa dengan
yang dipesan oleh sang paman. Misalnya ketika sang paman minta
tenderloin steak, ia pun langsung angkat suara, "Saya juga tenderloin
steak." Ketika sang paman mengatakan, "Well done", Noge pun
mengikutinya dengan sempurna, "Well done." Tak ada yang tahu kalau Si
Noge tak sedikit pun memahami apa yang diucapkannya. Ketika makanan
disajikan di meja, Si Noge pun menunggu apa yang akan dilakukan sang
paman. Ketika sang paman memegang pisau, ia pun ikut memegang pisau.
Ketika sang paman memegang garpu, ia pun ikut mengangkat garpu. Siang
itu, Si Noge betul-betul menjadi hasil fotokopi yang sempurna alias
seindah aslinya (baca: sang paman).

Setelah menikmati menu penutup, sang paman kemudian mengambil tisu
dan tusuk gigi lalu membersihkan sisa makanan yang masih terselip di
gigi-giginya. Sayangnya Si Noge tak bisa melihat jelas apa yang
sedang dilakukan sang paman karena mulut sang paman tertutup tisu.
Namun ia pun enggan untuk bertanya. Ia tetap mengikuti gerakan sang
paman. Usai membereskan tagihan, keduanya pun keluar dari restoran
tersebut. Sang paman lalu bertanya, "Noge, bagaimana makan siang
kita? Apakah kamu kenyang dan bisa menikmatinya?" Dengan tersenyum
Noge menjawab, "Luar biasa, paman! Semua makanan enak-enak dan saya
suka. Cuma menu yang terakhir itu saya kurang suka. Kenapa keras dan
pahit-pahit seperti rasa kayu?" Oh, oh... rupanya Si Noge memakan tusuk
gigi yang dianggapnya sebagai menu terakhir. Sang paman pun hanya
bisa tersenyum melihat ulah keponakannya itu.

Apa hikmah yang bisa kita petik dari cerita di atas? Sadar atau
tidak, dalam hidup ini kita cenderung ingin menjadi orang lain. Kita
sering meniru habis-habisan apa yang dilakukan oleh tokoh idola kita.
Kita ingin menjadi seperti mereka. Saya pun pernah mengalami hal
tersebut yang akhirnya membuat saya sadar kalau saya tidak akan
pernah mencapai potensi maksimal saya jika mencoba menjadi orang
lain.

Setiap manusia unik adanya. Ada kelebihan dan kekurangan. Jika kita
mencoba menjadi orang lain, keunikan kita akan hilang. Kita hanya
akan menjadi sebuah barang imitasi yang buruk! Kita akan kehilangan
jati diri kita. Saya tidak sedang mengajak Anda untuk memusuhi orang
lain. Sama sekali tidak! Seberapa pun hebatnya orang itu, kita
hendaknya menempatkan orang tersebut hanya sebagai tokoh panutan
untuk memotivasi kita bergerak maju tetapi kita tetap harus bertumbuh
menjadi diri kita sendiri. Terlalu sayang kalau keunikan yang
diberikan Tuhan kita sia-siakan begitu saja hanya karena terlalu
mengidolakan seseorang secara berlebihan. Oleh karena itu, ambillah
waktu untuk memeriksa diri kita. Apa saja keunikan diri kita? Apa
kelebihan yang kita miliki yang tidak dimiliki orang lain? Apa saja
ketrampilan dan keunggulan saya dibandingkan orang lain? Temukan itu
dan kembangkan.

Mungkin Anda masih ingat lagu Hero yang dilantukan oleh Mariah Carey.
Lagu yang sangat memotivasi itu jelas-jelas menyatakan ada seorang
pahlawan yang sedang bersembunyi dalam diri kita. There's a hero when
you look inside your heart! Memang terkadang diperlukan waktu yang
cukup lama untuk bisa menemukan sang pahlawan itu. Namun percayalah
jika Anda bisa menemukannya, perjalanan sukses Anda akan terasa lebih
bermakna dan indah. Hati Anda pun akan bernyanyi riang, penuh
sukacita.

Injinkanlah saya menceritakan langkah-langkah yang telah saya tempuh
untuk bisa menemukannya. Pertama melalui dialog intensif dengan diri
sendiri. Saya mencoba berdamai dengan diri sendiri dan minta maaf
kepada diri sendiri karena selama ini telah mengabaikan potensi
tersebut. Kedua, sembari melakukan proses ini saya pun memperkuat
hubungan komunikasi saya dengan-Nya. Ketiga, saya berdiskusi dengan
orang-orang terdekat saya yang mencintai saya tanpa syarat. Mereka
mengasihi saya dan berharap saya bisa bertumbuh sesuai dengan talenta
yang diberikan Tuhan.

Lewat proses ini saya kemudian menemukan kelebihan dan kekurangan
saya. Saya makin bisa menerima diri ini dan mencintainya sepenuh
hati. Ken Blanchard pernah berujar, "People who feel good about
themselves produce good results." Ya, orang-orang yang merasa OK
dengan dirinya akan menghasilkan hal-hal baik. Ingat, orang yang
tidak bisa mencintai dirinya cenderung sulit untuk bisa mencintai
orang lain. Saya pun berkomitmen untuk mengembangkan kelebihan saya.
Kalau Anda memulai perjalanan sukses dengan potensi yang telah Anda
miliki, Anda akan lebih mudah menggapai impian Anda dibandingkan
berusaha mencari sesuatu di luar sana. Rumput tetangga (tidak) selalu
lebih hijau!

Saya pun teringat sebuah cerita tentang jendral terbesar yang ditulis
oleh Mark Twain. Konon, suatu ketika ada seorang pria meninggal dan
bertemu dengan penjaga pintu surga. Menyadari sang penjaga pintu
surga pastilah orang yang bijaksana dan berpengetahuan luas, si pria
ini mulai bertanya, "Bapak penjaga pintu surga yang saya hormati,
saya selalu tertarik dengan sejarah militer selama bertahun-tahun.
Bisakah bapak katakan kepada saya, siapa jenderal terbesar sepanjang
masa?" Sang penjaga pintu surga menanggapinya dengan segera. "Oh itu
pertanyaan mudah. Orang yang kau maksud itu ada di sana," kata sang
penjaga pintu surga sambil menunjuk ke arah seorang pria lainnya di
pojok. "Bapak, engkau pasti keliru. Aku mengenal orang itu di dunia
dan ia cuma pegawai rendahan biasa," kata pria yang masih penasaran
itu. Penjaga pintu surga pun menjelaskan, "Benar katamu bahwa ia cuma
pegawai rendahan biasa. Tetapi ia sebetulnya bisa menjadi jenderal
terbesar sepanjang masa kalau saja ia menjadi jenderal."

Akhirnya, saya ingin kita semua sadar kalau hari ini adalah hari
pertama dari sisa kehidupan kita di muka bumi ini. Buatlah itu
berarti. Daripada sibuk memandangi rumput di halaman tetangga, lebih
baik Anda mencari "taman" di dalam diri Anda, mengolahnya dengan
serius, mengembangkannya sehingga suatu saat ia akan
menghasilkan "buah" berlimpah.

TANGAN HAMPA

Seseorang dinyatakan oleh dokter ahli bahwa usianya tidak akan lama lagi. Penyakit yang dideritanya telah menggerogoti hidupnya. Mendengar vonis yang menyedihkan itu, dia meminta Pendeta untuk datang dan mendoakannya. Ketika Pendeta mengetahui kondisinya yang demikian parah dia pun berkeinginan untuk menanyakan sesuatu kepadanya. "Jika Tuhan menghendaki engkau menghadap kepada-Nya, apakah engkau rela dalam menghadapi kenyataan ini? Apakah engkau meyakini kepastian keselamatan berada dipihakmu?"

"Ya, saya meyakini semuanya itu."

Ketika mengucapkan kalimat yang terakhir ini, dia langsung menangis. Pendeta yang ada di tempat itupun menjadi bingung. Sebab sebelumnya dia meyakini kepastian keselamatan menjadi miliknya, tetapi mengapa tiba-tiba menangis. Tanda tanya besarpun memenuhi hati Pendeta ini. Oleh sebab itu, dia memberanikan diri dan menanyakan sesuatu kepadanya.

"Tadi engkau berkata bahwa, keselamatan telah menjadi milikmu. Surga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupanmu, sekarang mengapa harus menangis?"

Akhirnya dia menjelaskan penyebab utama mengapa dia menangis. Dengan tersedu-sedu dia mengaku bahwa waktunya telah habis, telah banyak anugerah Tuhan yang diterimanya. Namun, tidak ada sesuatupun yang dipersembahkannya kepada Tuhan - ketika menghadap Tuhan.

Terlarut dalam kesedihan itu, akhirnya Pendeta pun memintanya untuk menuangkan dalam tulisan, perasaan yang dialaminya saat itu. Dengan linangan air mata, dia menuliskan kalimat-kalimat berikut ini :

Dapatkah aku menghadap Tuhan dengan tangan hampa? Jiwaku sudah diselamatkan, tetapi aku belum mengerjakan apa-apa bagi Tuhan Bagaimana aku berjumpa dengan dia?

Selesai menuliskan kalimat-kalimat di atas, akhirnya orang ini meninggal. Kemudian Pendeta tersebut mencarikan komponis Kristen yang mencintai Tuhan. Pendeta tersebut meminta kepadanya agar kalimat di atas dijadikan lagu. Lalu, di tangan komponis ini kalimat lagu tersebut digubah dan akhirnya menjadi lagu abadi yang dinyanyikan oleh gereja Tuhan hingga sekarang ini.

Waktu yang kita miliki sangat singkat. Setiap detik yang kita lewati tidak akan terulang lagi. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Mungkin besok atau hari ini engkau dipanggil kepangkuan-Nya. Apakah engkau sudah siap ketika menghadap Tuhan dengan hidup yang berbuah bagi Injil-Nya? Ataukah sebaliknya engkau menghadap Tuhan dengan tangan hampa. Tidak ada yang engkau kerjakan bagi-Nya?

Jawablah dengan jujur. Kalau belum, mulailah pikirkan dan kerjakan sekarang juga. Begitu banyak anugerah Allah yang engkau nikmati. Tidakkah engkau rindu anugerah yang sama dinikmati juga oleh orang lain?

Te Deum laudamus, te Dominum confitemur
Kami memujiMu Allah, kami memuliakanMu Tuhan

TANGAN HAMPA

Seseorang dinyatakan oleh dokter ahli bahwa usianya tidak akan lama lagi. Penyakit yang dideritanya telah menggerogoti hidupnya. Mendengar vonis yang menyedihkan itu, dia meminta Pendeta untuk datang dan mendoakannya. Ketika Pendeta mengetahui kondisinya yang demikian parah dia pun berkeinginan untuk menanyakan sesuatu kepadanya. "Jika Tuhan menghendaki engkau menghadap kepada-Nya, apakah engkau rela dalam menghadapi kenyataan ini? Apakah engkau meyakini kepastian keselamatan berada dipihakmu?"

"Ya, saya meyakini semuanya itu."

Ketika mengucapkan kalimat yang terakhir ini, dia langsung menangis. Pendeta yang ada di tempat itupun menjadi bingung. Sebab sebelumnya dia meyakini kepastian keselamatan menjadi miliknya, tetapi mengapa tiba-tiba menangis. Tanda tanya besarpun memenuhi hati Pendeta ini. Oleh sebab itu, dia memberanikan diri dan menanyakan sesuatu kepadanya.

"Tadi engkau berkata bahwa, keselamatan telah menjadi milikmu. Surga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupanmu, sekarang mengapa harus menangis?"

Akhirnya dia menjelaskan penyebab utama mengapa dia menangis. Dengan tersedu-sedu dia mengaku bahwa waktunya telah habis, telah banyak anugerah Tuhan yang diterimanya. Namun, tidak ada sesuatupun yang dipersembahkannya kepada Tuhan - ketika menghadap Tuhan.

Terlarut dalam kesedihan itu, akhirnya Pendeta pun memintanya untuk menuangkan dalam tulisan, perasaan yang dialaminya saat itu. Dengan linangan air mata, dia menuliskan kalimat-kalimat berikut ini :

Dapatkah aku menghadap Tuhan dengan tangan hampa? Jiwaku sudah diselamatkan, tetapi aku belum mengerjakan apa-apa bagi Tuhan Bagaimana aku berjumpa dengan dia?

Selesai menuliskan kalimat-kalimat di atas, akhirnya orang ini meninggal. Kemudian Pendeta tersebut mencarikan komponis Kristen yang mencintai Tuhan. Pendeta tersebut meminta kepadanya agar kalimat di atas dijadikan lagu. Lalu, di tangan komponis ini kalimat lagu tersebut digubah dan akhirnya menjadi lagu abadi yang dinyanyikan oleh gereja Tuhan hingga sekarang ini.

Waktu yang kita miliki sangat singkat. Setiap detik yang kita lewati tidak akan terulang lagi. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Mungkin besok atau hari ini engkau dipanggil kepangkuan-Nya. Apakah engkau sudah siap ketika menghadap Tuhan dengan hidup yang berbuah bagi Injil-Nya? Ataukah sebaliknya engkau menghadap Tuhan dengan tangan hampa. Tidak ada yang engkau kerjakan bagi-Nya?

Jawablah dengan jujur. Kalau belum, mulailah pikirkan dan kerjakan sekarang juga. Begitu banyak anugerah Allah yang engkau nikmati. Tidakkah engkau rindu anugerah yang sama dinikmati juga oleh orang lain?

Te Deum laudamus, te Dominum confitemur
Kami memujiMu Allah, kami memuliakanMu Tuhan

Menanam seribu pohon... :-)

Pa anton,ketua RT kampung sewu mengadakan acara `Tanam seribu pohon`.setiap warga mendapatkan 1 pohon.ada 1 ribu warga yg ikut berpartisipasi,baik bapa2,ibu2,remaka,bahkan anak2.setelah hari petang,acara diakhiri dgn makan bersama.
setelah doa makan pa anton mengecek tanaman yg telah di tanam.apakah benar2 berjumlah 1000. selang beberapa waktu menghitung, tanamannya ternyata kurang satu. segera ia mengumumkannya pada warga. tiba2 seorang anak datang dan berkata:"maafkan saya PAK RT. Tanaman yg harusnya td saya tanam mati. tp saya senang Pak, karena kata bu guru kan.. mati satu tumbuh seribu, pasti besok tanamannya berlipat ganda jadi 2000".

Syukurlah

pada waktu istirahat ada 2 orang anak sedang bercakap2.
cowo:eh kurasa kepala sekolah kita bodoh ya?
cewe:tidak. taukah kau siapa aku?
cowo:tidak.
cewe:aku adalah anak kepala sekolah.
cowo:dan kau tau siapa aku.
cewe:tidak.
cowo:syukurlah(sambil berlari secepat kilat)

es rumput laut

budi ngrasa cape bgt abis olahraga,wkt dia liat ada tkg es rumput laut dy beli minum d.
-budi:es rumput sgelas brp mas?
-tkg es:3 rb de.
-budi:ya uda 1 ya mas.
-tkg es: siap de.
(ta lama es rumput laut pun tiba,& budi pun mminum'a.tiba2 minuman itu di smburin)
-budi:minuman apaan ni?
-tkg es:itu es rumput laut de.
-budi:masa rasa'a aneh gini?
-tkg es:owh itu,rumput'a sy ambil dari lapang yg di
sbelah,& air'a asli air laut de.enakan?
budi:@#@#!?%*

heheheheheh

seorang pria berkesempatan berbicara dengan Tuhan,katanya:

pria: 'Tuhan,seberapa lama sejuta tahun itu?'
Tuhan: 'bagi-Ku itu hanya semenit.'
pria: 'Tuhan seberapa besarkah sejuta dolar itu?'
Tuhan: 'bagiku itu hanya 1 sen.'
pria: 'kalau begitu, bolehkah aku meminta 1 sen?'
Tuhan: 'tentu! tunggulah 1 menit lagi.'

Aku Pernah Datang dan Aku Sangat Patuh

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu dan polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah aku pernah datang dan aku sangat penurut. Anak ini rela melepaskan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan
kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat di mana papanya menemukan anak kecil tersebut di atas hamparan rumput. Di sanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, “saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya
makan”. Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yuan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada ASI dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil, anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Di tengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua,
sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di
sekolahnya diceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.

Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.

Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi, saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara, tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut sehingga papanya membawa Yu Yuan ke
puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Di pahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri di kursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena
papanya merasa tidak enak, kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.

Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar $ 300.000. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang
ke sanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu-satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir di kala kata-kata belum sempat terlontar. “Papa saya ingin mati”. Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur 8 tahun,
kenapa mau mati”. “Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini.”

Pada tanggal 18 Juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang ke rumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: “Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya, lihatlah foto ini”. Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan
kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti
selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamannya
sendiri dan akhirnya menyebar ke seluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini. Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese di dunia saja telah mengumpulkan 560.000 dollar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.

Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.

Ada seorang teman di e-mail bahkan menulis: “Yu Yuan anakku yang tercinta, saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta.”

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita di dalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi, Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu Yuan yang dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya, air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, “Anak yang baik”. Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen di mana Yu Yuan hidup dan
sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan di pencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari
tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut, fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 Agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: “Tante, kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut. Wartawan tersebut menjawab, “karena mereka semua adalah orang yang baik hati”. Yu Yuan kemudia berkata : “Tante, saya juga mau menjadi orang yang baik hati”. Wartawan itupun menjawab, “Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling
membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik”. Yu Yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. “Tante, ini adalah surat wasiat saya.”

Fu Yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut, ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan di atas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.

Dalam satu artikel itu, nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Di belakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,……. Dan dia
juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. “Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada
pemimpin palang merah, setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh”. Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.

Aku pernah datang dan aku sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 Agustus, karena pendarahan di pencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat
pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan penderitaannya, tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air sungguh telah pergi ke dunia lain.

Di kecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumupuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan “Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil di atas langit, kepakkanlah kedua sayapmu. Terbanglah……………” demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Di depan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan
kepergian Yu Yuan.

Di depan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Di atas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh” (30 Nov 1996 - 22 Agustus 2005). Dan di belakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah di saat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami di atas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”.

berdoalah

Berdoalah di mana saja anda berada, Tuhan ada di mana-mana.

Bila doa anda menjadi kering dan rutin, teruskan saja. Tanah yang kering kerontang menyambut datangnya hujan.

Bawalah kemarahan anda dalam doa, logam yang panas bisa dibentuk. Bila anda berdosa dan terus menerus jatuh, berdoalah. Tuhan tetap mencintai anda.

Berdoalah bila anda cemas. Doa membuat segala sesuatu bisa dipikirkan dan dipertimbangkan secara sehat.

Bila karena sesuatu hal anda tidak bisa berdoa, bersantailah. Keinginan untuk berdoa itu sudah merupakan langkah awal menuju doa.

Bila dorongan doa mengajak anda untuk mengambil resiko, beranilah. Tuhan akan mendukung anda.

Bila anda merasa sedih atau menyesal, menangislah. Air mata adalah doa dari kalbu hati.

Jika anda tidak menyukai seseorang, berdoalah untuknya. Doa mengungkapkan maksud Tuhan yang tersembunyi. Bila anda menerima kabar buruk, tegarlah, doa memberi cahaya terang.

Jika "doa" membuat anda jadi pasif dan acuh tak acuh, itu bukanlah doa. Doa sejati akan membuahkan kepedulian dan pelayanan.

Gunakanlah saat-saat ribut dan tegang untuk berdoa. Kegaduhan adalah hiruk pikuk ciptaan yang mencari Tuhan. Berdoalah bila anda merasa kesepian.

Doa membuat anda ditemani oleh para malaikat.

Bila hidup ini terasa kejam dan tak adil, berdoalah terus. Tuhan adalah karenanya, bukan penyebabnya.

Tetap semangat.. Tuhan memberkati.

I love you more

Aku: Tuhan.. aku butuh bantuan…

Tuhan: Katakanlah anak-Ku, Aku mendengarkanmu.

Aku: Tuhan, aku tidak punya uang, aku bingung harus bagaimana.

Tuhan: Tenanglah anak-Ku, Aku….

Aku: Tuhan, ada lagi…

Tuhan: Oh, masih adakah? Baiklah, katakan anak-Ku, Aku mendengarkanmu.

Aku: Aku tidak bisa berpikir Tuhan, seolah-olah semuanya sulit dilakukan.

Tuhan: Tenanglah anak-Ku, Aku…

Aku: Tunggu Tuhan! Masih ada lagi..

Tuhan: Oh baiklah anak-Ku sayang, katakanlah.

Aku: Tuhan, aku mulai mengalami kemunduran. Segala sesuatunya semakin memburuk. Aku merasa terpuruk Tuhan.

Tuhan: Apanya yang memburuk?

Aku: studiku, kondisi ekonomiku, semuanya Tuhan… semua…

Tuhan: Anak-Ku, tenanglah..

Aku: Aku harus bagaimana Tuhan?

Tuhan: Anak-Ku, dengarkanlah Aku.

Aku: Aku sudah mencoba berbagai cara, Tuhan katakanlah, aku harus bagaimana.

Tuhan: Aku mengerti anak-Ku, dengarkanlah Aku.

Aku: Sebentar Tuhan, aku konsultasi dulu pada temanku, siapa tahu dia bisa membantu.

Tuhan: Baiklah anak-Ku, pergilah. Aku menunggumu.

******************************

Aku: Tuhan, aku kembali.

Tuhan: Bagaimana anak-Ku?

Aku: Temanku mengatakan agar aku bertanya pada-Mu.

Tuhan: Baiklah…

Aku: Bagaimana Tuhan? Aku harus bagaimana?

Tuhan: Dengarkan Aku, anak-Ku kekasih.

Aku: Oh Tuhan, sebentar, aku harus makan siang, perutku sudah lapar.

Tuhan: Baiklah anak-Ku, makanlah terlebih dulu.

*******************************

Aku: Tuhan, aku datang. Bagaimana Tuhan?

Tuhan: Apakah makanannya enak?

Aku: Tentu saja, mama yang membuatnya.

Tuhan: Apakah kamu menyukai masakannya?

Aku: Tentu saja Tuhan, aku menyukainya

Tuhan: Apakah kamu kenyang?

Aku: Yup! Aku sangat kenyang. Bagaimana Tuhan? Masalahku yang tadi itu?

Tuhan: Oh ya, masalah yang tadi ya? Baiklah anak-Ku..

Aku: Beritahukan padaku Tuhan, apa yang harus aku lakukan.

Tuhan: Baiklah nak, dengarkanlah Aku.

Aku: Tuhan, aku bingung karena aku sekarang tidak memiliki uang sama sekali.

Tuhan: Iya anak-Ku, Aku tahu. Begini….

Aku: Aku bingung Tuhan, kalau aku tidak memiliki uang seperti ini, aku bingung, mau beli makanan susah, mau beli buku susah, mau beli bensin susah. Harga bensin naik lo Tuhan. Tuhan tahu kan? Aku harus pergi ke sana ke mari. Bagaimana Tuhan?

Tuhan: Iya anak-Ku. Berikan Aku kesempatan untuk berkata-kata.

Aku: Oh maaf Tuhan, baiklah, katakan sesuatu.

Tuhan: Terima kasih. Begini nak, tentang masalah yang kamu khawatirkan itu…

Aku: Ah Tuhan! Aku tahu! Ada sebuah buku yang membahas masalah kekhawatiran. Sebentar Tuhan, aku baca buku dulu yah, nanti kita sambung lagi.

Tuhan: Ya, baiklah.

****************************************

Aku: Hai Tuhan, It’s me again. Aku sudah membacanya Tuhan. Aku tidak boleh khawatir, karena aku memiliki-Mu. Betul kan Tuhan?

Tuhan: I..

Aku: Dan Tuhan selalu tahu apa yang aku perlukan sehingga aku tidak perlu bingung akan apa yang aku makan dan apa yang aku pakai. Betul kan Tuhan?

Tuhan: Iy…

Aku: Selain itu, Tuhan juga begitu mengasihiku sehingga Tuhan pasti akan menyediakan dan mencukupi segala kebutuhanku kan Tuhan?

Tuhan: Iya anak-Ku. Itu benar.

Aku: Jadi aku harus bagaimana Tuhan? Apakah aku harus berdiam diri?

Tuhan: Dengarkanlah Aku anak-Ku.

Aku: Apakah aku harus bertanya pada Tuhan?

Tuhan: Maka dari itu, dengarkanlah Aku.

Aku: Apakah aku mengambil pelayanan di gereja saja ya Tuhan? Apa yang Tuhan inginkan? Katakan padaku, Tuhan.

Tuhan: Baiklah anak-Ku. Dengarkanlah ini.

Aku: *hoahm…* Tuhan, aku terlalu lelah hari ini. Kita sambung besok saja ya Tuhan. Good night. I love You.

Tuhan: ………………. I love you more.


" Berapa banyak waktu yang kita sediakan untuk Tuhan berbicara kepada kita hari ini ? "


silahkan klo mau share...selamat berbagi... Tuhan Yesus memberkati.

I love you more

Aku: Tuhan.. aku butuh bantuan…

Tuhan: Katakanlah anak-Ku, Aku mendengarkanmu.

Aku: Tuhan, aku tidak punya uang, aku bingung harus bagaimana.

Tuhan: Tenanglah anak-Ku, Aku….

Aku: Tuhan, ada lagi…

Tuhan: Oh, masih adakah? Baiklah, katakan anak-Ku, Aku mendengarkanmu.

Aku: Aku tidak bisa berpikir Tuhan, seolah-olah semuanya sulit dilakukan.

Tuhan: Tenanglah anak-Ku, Aku…

Aku: Tunggu Tuhan! Masih ada lagi..

Tuhan: Oh baiklah anak-Ku sayang, katakanlah.

Aku: Tuhan, aku mulai mengalami kemunduran. Segala sesuatunya semakin memburuk. Aku merasa terpuruk Tuhan.

Tuhan: Apanya yang memburuk?

Aku: studiku, kondisi ekonomiku, semuanya Tuhan… semua…

Tuhan: Anak-Ku, tenanglah..

Aku: Aku harus bagaimana Tuhan?

Tuhan: Anak-Ku, dengarkanlah Aku.

Aku: Aku sudah mencoba berbagai cara, Tuhan katakanlah, aku harus bagaimana.

Tuhan: Aku mengerti anak-Ku, dengarkanlah Aku.

Aku: Sebentar Tuhan, aku konsultasi dulu pada temanku, siapa tahu dia bisa membantu.

Tuhan: Baiklah anak-Ku, pergilah. Aku menunggumu.

******************************

Aku: Tuhan, aku kembali.

Tuhan: Bagaimana anak-Ku?

Aku: Temanku mengatakan agar aku bertanya pada-Mu.

Tuhan: Baiklah…

Aku: Bagaimana Tuhan? Aku harus bagaimana?

Tuhan: Dengarkan Aku, anak-Ku kekasih.

Aku: Oh Tuhan, sebentar, aku harus makan siang, perutku sudah lapar.

Tuhan: Baiklah anak-Ku, makanlah terlebih dulu.

*******************************

Aku: Tuhan, aku datang. Bagaimana Tuhan?

Tuhan: Apakah makanannya enak?

Aku: Tentu saja, mama yang membuatnya.

Tuhan: Apakah kamu menyukai masakannya?

Aku: Tentu saja Tuhan, aku menyukainya

Tuhan: Apakah kamu kenyang?

Aku: Yup! Aku sangat kenyang. Bagaimana Tuhan? Masalahku yang tadi itu?

Tuhan: Oh ya, masalah yang tadi ya? Baiklah anak-Ku..

Aku: Beritahukan padaku Tuhan, apa yang harus aku lakukan.

Tuhan: Baiklah nak, dengarkanlah Aku.

Aku: Tuhan, aku bingung karena aku sekarang tidak memiliki uang sama sekali.

Tuhan: Iya anak-Ku, Aku tahu. Begini….

Aku: Aku bingung Tuhan, kalau aku tidak memiliki uang seperti ini, aku bingung, mau beli makanan susah, mau beli buku susah, mau beli bensin susah. Harga bensin naik lo Tuhan. Tuhan tahu kan? Aku harus pergi ke sana ke mari. Bagaimana Tuhan?

Tuhan: Iya anak-Ku. Berikan Aku kesempatan untuk berkata-kata.

Aku: Oh maaf Tuhan, baiklah, katakan sesuatu.

Tuhan: Terima kasih. Begini nak, tentang masalah yang kamu khawatirkan itu…

Aku: Ah Tuhan! Aku tahu! Ada sebuah buku yang membahas masalah kekhawatiran. Sebentar Tuhan, aku baca buku dulu yah, nanti kita sambung lagi.

Tuhan: Ya, baiklah.

****************************************

Aku: Hai Tuhan, It’s me again. Aku sudah membacanya Tuhan. Aku tidak boleh khawatir, karena aku memiliki-Mu. Betul kan Tuhan?

Tuhan: I..

Aku: Dan Tuhan selalu tahu apa yang aku perlukan sehingga aku tidak perlu bingung akan apa yang aku makan dan apa yang aku pakai. Betul kan Tuhan?

Tuhan: Iy…

Aku: Selain itu, Tuhan juga begitu mengasihiku sehingga Tuhan pasti akan menyediakan dan mencukupi segala kebutuhanku kan Tuhan?

Tuhan: Iya anak-Ku. Itu benar.

Aku: Jadi aku harus bagaimana Tuhan? Apakah aku harus berdiam diri?

Tuhan: Dengarkanlah Aku anak-Ku.

Aku: Apakah aku harus bertanya pada Tuhan?

Tuhan: Maka dari itu, dengarkanlah Aku.

Aku: Apakah aku mengambil pelayanan di gereja saja ya Tuhan? Apa yang Tuhan inginkan? Katakan padaku, Tuhan.

Tuhan: Baiklah anak-Ku. Dengarkanlah ini.

Aku: *hoahm…* Tuhan, aku terlalu lelah hari ini. Kita sambung besok saja ya Tuhan. Good night. I love You.

Tuhan: ………………. I love you more.


" Berapa banyak waktu yang kita sediakan untuk Tuhan berbicara kepada kita hari ini ? "


silahkan klo mau share...selamat berbagi... Tuhan Yesus memberkati.

give and get

Saat engkau meneguhkan hati sahabatmu yang berada dalam ketakutan, sebenarnya engkau pun sedang menerima ketakutannya. Saat ketakutannya engkau terima, saat itulah juga, engkau mengganti ketakutannya dengan keberanianmu.

Saat engkau dendam kepada orang serumah, sampai engkau tidak mau berbicara dengan mereka; saat-saat itulah engkau sebenarnya menerima kegelisahan mereka karena merasa tidak lagi dipercaya!

Saat engkau percaya pada saudaramu, bahkan menaruh harapan bahwa saudaramu dapat berkembang meski dia itu rapuh; saat itulah sebenarnya engkau menerima kerapuhannya menjadi milikmu, dan engkau memberikan harapanmu sehingga berkobar dalam hatinya!

Saat engkau memberi harapan kepada saudaramu, saat itu jugalah engkau melepaskan kacamata hitammu yang lama dan engkau mengganti dengan "kacamata baru" dari saudaramu. Saat itu jugalah engkau mengawali usaha untuk mengampuninya.

Saat engkau marah kepada pasanganmu, dan karena itu dia diam, saat itu jugalah engkau menerima kesediaannya menerima kata-kata kasar, mungkin pedas, dan menyakitkan, sampai pasanganmu tidak sanggup untuk membalasnya.

Saat Tuhan mengampunimu, saat itu jugalah engkau menerima kehendak bebas dari-Nya agar engkau merasa sungguh dipercaya untuk menentukan keputusanmu demi kepentingan- Nya, yakni kepentingan untuk mengasihi sesama seperti Ia mengasihi.

Saat engkau diampuni oleh Tuhan, saat itu pulalah dengan tulus, Tuhan menerima akibat dosa kita, agar hati kita ditukar dengan hati-Nya. Karena itu semoga hati kita tidak hanya menjadi seperti Hati Kristus yang mahakudus, melainkan akan "menjadi hati-Nya"!

Saat Kristus menjadi "jantung hati"-mu, saat itu jugalah Kristus menempatkan dirimu pada "Jantung Hati-Nya"

belas kasih

Di India utara ada sebuah desa yang memiliki kondisi alam kurang bersahabat, membuat desa hidup dalam kemiskinan. Untuk mencari makanan sehari-hari penuh dengan perjuangan. Semua orang ingin mengubah keadaan tapi tidak ada yang tahu bagaimana melakukannya.

Tidak jauh dari desa tersebut ada sebuah jalan antar kota. Karena kondisi jalan jelek, banyak mobil dan truck yang jatuh disana. Suatu hari sebuah truk penuh dengan makanan kaleng terguling ke pinggir jalan dan kaleng-kaleng berserakan di mana-mana. Karena sopir terluka, dia menumpang kendaraan menuju ke rumah sakit dan meninggalkan makanan kaleng berserakan di tanah. Ketika penduduk desa menemukan makanan kaleng "gratis", mereka membawanya pulang. Selama beberapa hari setelah kecelakaan itu, setiap keluarga memiliki makanan kaleng di meja makan malam mereka. "keberuntungan" Ini mengilhami para penduduk desa. Sebagai pepatah lama mengatakan : "Bertahan dengan apa saja yang ada di dekat, baik itu gunung atau danau." Sekarang penduduk desa berpikir bahwa mereka bisa hidup dari jalan raya tersebut. Mereka mulai sering pergi ke jalan raya, berharap menemukan truk rusak dan penuh makanan.

Tapi kecelakaan tidak terjadi sesering yang mereka inginkan. Hanya melihat truk makanan datang dan pergi, Penduduk desa kecewa tidak mendapatkan apa-apa. Suatu hari, seseorang datang dengan ide yang cerdik. Mereka pergi ke jalan dengan sekop dan cangkul, dan menggali banyak lubang di malam hari. Tak lama kemudian, lebih dan lebih banyak mobil dan truk pecah ban di sana. Karena jalan yang buruk, truk-truk melaju sangat lambat menghindari terjadinya kecelakaan. Penduduk desa kemudian dengan mudah mengikuti dan mencuri beberapa barang di truk.

Lambat laun, keadaan semakin memburuk. Awalnya, mereka mencuri makanan hanya untuk konsumsi mereka sendiri. sekarang mereka mulai mengambil barang-barang lain dan menjualnya di pasar. Akhirnya, pencurian berubah menjadi murni perampokan. Jalan dekat desa menjadi bagian paling berbahaya di sepanjang jalan raya tersebut. Setiap bulan, polisi menerima beberapa laporan tentang perampokan. Suatu hari, polisi menangkap dua penduduk desa saat mereka merampok sebuah truk dan memenjarakan mereka.

Penahanan itu tidak membuat penduduk desa lainnya jera. Mereka menjadi lebih licik dalam melakukan kejahatan ini. Mereka mengorganisasi diri mereka dan menugaskan orang-orang untuk mengawasi polisi. Setelah perampokan, mereka menyembunyikan barang atau mengubah kemasan sehingga polisi tidak bisa menemukan bukti. Pemerintah lokal mencoba berbagai cara menghentikan tindak kejahatan ini. Karena penduduk sudah terbiasa dengan cara hidup seperti ini, perampokan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Selama satu musim dingin, karena reputasi desa, banyak pengemudi truk menghindari jalan desa dengan memilih jalan memutar. Hasilnya, penduduk desa tidak mendapat apa-apa selama beberapa hari berturut-turut. Suatu hari, sebuah truk penuh dengan pati fosfat lewat. Pati fosfat adalah digunakan untuk industri dan beracun. Para penduduk desa kebanyakan tidak berpendidikan, dan menurut mereka, pati adalah makanan yang bisa dimasak dengan berbagai cara. Jadi, mereka menghadang truk, dan sebagaian meloncat ke atas truk dan mengambil lebih dari 20 kantong.

Pengemudi yang masih muda ini menghentikan truk dan mengejar para perampok. Penduduk desa lainnya mengambil kesempatan ini, mereka membongkar semua kantong-kantong pati yang tersisa. Ketika pengemudi pergi ke desa, ia memohon kepada penduduk desa untuk mengembalikan pati tersebut. Saat ini, semua penduduk desa sudah menyembunyikannya dan tak seorang pun mengaku sebagai pencuri. Permohonan pengemudi ini tidak mendapat perhatian. Akhirnya, ia mengatakan kepada penduduk desa bahwa pati tersebut tidak dapat dimakan dan ini hanya dipakai untuk industri. Orang bisa meninggal jika mereka memakannya, jadi bagi penduduk desa ini adalah tidak bermanfaat. Pengemudi mengatakan kepada mereka kebenaran, tetapi penduduk tidak percaya kepadanya. Bagaimanapun, pati itu kelihatan dan rasanya persis sama seperti pati biasa yang bisa dimakan.

Pengemudi menjadi sangat takut ketika penduduk desa tidak percaya kepadanya. Dia ingin melaporkan kejadian tersebut kepada polisi, tetapi ia juga khawatir seseorang akan memakan pati dan mati. Walaupun ia tidak akan bertanggung jawab atas kematian siapa pun, dia tidak mau seseorang meninggal karena suatu kesalahan bodoh. Dia pergi dari pintu ke pintu untuk memberitahu orang-orang kebenaran, bahkan ia berlutut dan berkata: "Saya tidak peduli tentang pati itu bahkan jika Anda tidak mengembalikannya, hal yang terburuk bukan pada kerugian ekonomi saya. tapi saya memohon kepada Anda untuk tidak memakannya, karena jika tidak, anda akan meninggal. "

Melihat desakan pengemudi itu, beberapa penduduk desa mulai ragu akan diri mereka sendiri. Seseorang memberi makan ayam dengan pati tersebut dan ayam mati dalam beberapa menit. Pengemudi itu mengatakan kebenaran! Penduduk desa terkejut, dan hati mereka sangat tersentuh. Mereka telah mencuri barang-barang pengemudi ini dan seharusnya pengemudi itu membenci mereka. Bahkan jika mereka mati karenapati beracun, mereka merasa pantas mendapatkanya. Namun pengemudi ingin menyelamatkan nyawa mereka yang sangat buruk, dia bahkan memohon dengan berlutut kepada mereka . Ini semacam rasa cinta dan belas kasih, serta kerendahan hati membuat penduduk desa merasa malu.

Penduduk desa mengembalikan semua pati ke truk. Sejak hari itu, orang-orang di desa tidak pernah merampok truk lagi. Ketika seseorang tergoda untuk mencuri, yang lain akan berkata: "Pikirkan tentang orang baik. Kita merampok dia, tetapi ia menyelamatkan hidup kita. Apakah kita masih ingin melakukan hal buruk ini? Apakah kita benar-benar jahat? "

Sekarang jalan dekat desa ini menjadi aman kembali. Setelah semua upaya-upaya penegakan hukum dan persuasi pemerintah gagal, pengemudi muda dengan belas kasih mengubah segalanya.

Kebiasaan orang-orang dapat diubah jika kita tahu bagaimana mendekati mereka. Belas kasih dapat bangkit dalam diri orang jika itu dilakukan dengan tepat. Ada belas kasih dalam hati setiap orang, tetapi satu-satunya cara untuk beresonansi dengan hal tersebut adalah melalui belas kasih. Jika kita ingin orang lain menjadi baik, kita yang pertama menunjukkan rasa belas kasih kepada mereka. Tidak peduli seberapa jahatnya orang itu, belas kasihnya dapat dibangkitkan dan ia dapat membuang pikiran pikiran jahatnya. Kami percaya setiap orang memiliki belas kasih dalam hatinya, dan jika kita semua mampu menunjukkan kepada orang lain, dunia akan menjadi tempat yang indah.

Tuhan Yesus, ini Owe, A Cong

Ini sebuah kisah nyata yang menarik dan menyentuh.
Adaseorang laki2 paruh baya, umur 50 tahunan.
Ia dipanggil A Cong. Miskin harta, tetapi jujur dan tekun

Kejujuran dan ketekunan itu mendapat perhatian seorang
pemilik toko material di daerah Glodok, Pinangsia,Jakarta.
A Cong diangkat menjadi penanggung jawab penuh toko tersebut. Usaha
material itu meraup sukses luar biasa..
Sedemikian sibuknya A Cong di toko itu melayani pembeli,
sampai ia tak sempat makan dengan teratur.
Bahkan tidak jarang ia makan sambil tetap melayani.
Tetapi, di tengah kesibukannya, setiap jam 12 siang ia
menyempatkan diri berlari ke sebuah Gereja di dekat situ. Dan itu ia
lakukan tiap hari, sudah lebih dari tiga setengah tahun.
Sampai pada suatu hari kecurigaan seorang pastor
memuncak .. ! Ia telah memperhatikan dan mengamati fenomena aneh ini
di Gerejanya. A Cong datang dipintu Gereja, hanya berdiri saja,
membuat tanda salib, lalu segera bablas lagi.
Ritual itu setia dilakukan A Cong, tiap-tiap hari, itu-itu saja.
Adakah udang dibalik batu??? Jangan2 .....

Romo yang penasaran itu mencari kesempatan menghadang si A Cong,
dan bertanya tanpa basa-basi lagi :
Maaf, Cek (panggilan menghormat bagi laki2 Tionghoa), kenapa Encek
saben hari datang jam 12 begini, cuman berdiri aja di
pintu, bikin tanda salib, terus cepet2 pergi?'
Kaget, si A Cong menjawab tersipu:
'Hah?!...? Lomo, owe ini olang sibuk, owe punya waktu seliki, tapi
owe seneng dateng kemali.' Jelas, Romo belum puas dan terus mendesak: Emangnya apa
yang Encek lakukan di pintu gereja gitu?'
Jawab A Cong dengan polos: 'Ngga ada apa2.
Benel Owe cuman bilang ini doang: 'Tuhan Yesus, ini owe, A Cong. Uuudah .'
Terbengong, hanya 'Oh....!' yang bisa dilontarkan sang Romo.
Dan A Cong pun bergegas kembali ke tokonya.

Pada suatu hari A Cong sakit parah karena super sibuk dan makan
sekenanya, tidak teratur.
Komplikasi penyakitnya cukup berat sehingga ia dilarikan
kerumah sakit. A Cong bukan orang kaya, maka ia menempati kamar kelas 3, satu kamar dihuni 8 orang pasien. Sejak masuknya A Cong, kamar itu menjadi ceria, penuh canda tawa. Tak terasa 3 bulan sudah A Cong dirawat. Ia pun sembuh dan diperbolehkan pulang. Ia gembira, tentunya, tetapi teman2 sekamarnya bersedih. Selama dirawat itu, semua sesama pasien dihiburnya. A Cong setiap pagi menghampiri teman2 pasiennya, satu per satu, dan menanyakan keadaan masing2. Sayang, sekarang A Cong harus pulang dan kamar itu akan kembali sunyi. Akhirnya salah seorang sesama pasien mencoba bertanya: 'Eh, Cek A Cong, mau nanya nih. Kenapa sih Encek begitu gembira, dan selalu
gembira, padahal penyakit Encek 'kan serius?' Acong tercenung dan menjawab 'saben ali yam lua welas, yah, ada olang laki lambut gondlong dateng, megang kaki owe, dia bilang:A Cong, ini aku, Yesus Kristus. Gimana owe nggak seneng, coba...'

Moral
of the story :
Sesibuk-sibuknya
kita, sisihkan waktumu, untuk selalu bersama Tuhan Yesus, ..

I LOVE THIS MAN

No one falls in love by choice,

it is by CHANCE.

No one stays in love by chance,

it is by WORK.

And no one falls out of love

by chance,
it is by CHOICE


II you love this man, please forward to 10 people.

He did something for you, now do something for him.

Spread his word, and you'll be rewarded.

How will you be rewarded?


Matthew 10:32 'Whoever acknowledges Me before men, I will acknowledge him before My Father in heaven.. But whoever disowns Me before men,

I will disown him before My Father in heaven

Newborn's chat with God

A Newborn's Conversation with God
A baby asked God, "They tell me you are sending me to earth tomorrow,
but how am I going to live there being so small and helpless?"
God said, "Your angel will be waiting for you and will take care of you."
The child further inquired, "But tell me, here in heaven I don't have
to do anything but sing and smile to be happy."
God said, "Your angel will sing for you and will also smile for you.
And you will feel your angel's love and be very happy."
Again the small child asked, "And how am I going to be able to understand
when people talk to me if I don't know the language?"
God said, "Your angel will tell you the most beautiful and sweet words
you will ever hear, and with much patience and care, your angel will
teach you how to speak."
"And what am I going to do when I want to talk to you?"
God said, "Your angel will place your hands together and will teach
you how to pray."
"Who will protect me?"
God said, "Your angel will defend you even if it means risking its life."
"But I will always be sad because I will not see you anymore."
God said, "Your angel will always talk to you about Me and will teach
you the way to come back to Me, even though I will always be next to you."
At that moment there was much peace in Heaven, but voices from Earth
could be heard and the child hurriedly asked, "God, if I am to leave
now, please tell me my angel's name."

God said, You will simply call her, "Mom."

kisah nyata

Kisah Nyata

Kisah dari sebuah Universitas di Jakarta tentang seorang gadis muda yang baru meninggal bulan lalu.

Namanya Samara. Dia meninggal karena tertabrak truk. Samara punya seorang pacar namanya Ari. Kedua nya saling menyayangi.

Mereka selalu berteleponan. Kamu tidak akan pernah melihat Samara tanpa handphone nya. Sampai2 dia mengganti kartu Telkomsel nya ke indosat, agar mereka berdua berada di network yang sama dan mengirit pulsa serta signal yang kuat.

Samara menghabiskan hampir setengah hari untuk mengobrol dengan Ari. Keluarga Samara pun tahu hubungan mereka. Ari sangat dekat dengan keluarga Samara (bayangkan, hubungan mereka).

Sebelum dia meninggal dia selalu berkata pada teman2 nya
"Kalo gua meninggal tolong kuburkan gua sama handphone gua"
dia juga mengatakan hal yang sama kepada orangtuanya.

Setelah Samara meninggal tidak ada yang dapat mengangkat peti matinya. Saya juga berada disana. Banyak orang termasuk saya yang mencoba tapi tetap tidak bisa.

Akhirnya mereka memanggil "orang pintar". Dia memegang sebatang kayu dan mulai berbicara sendiri perlahan. Setelah beberapa menit orang pintar itu berkata "gadis ini
kehilangan sesuatu disini"

Lalu teman2 Samara berkata kepada orang pintar itu tentang keinginannya untuk dikubur dengan handphonenya.

Kemudian mereka membuka kembali peti mati nya dan menaruh handphone serta Simcard nya. Setelah itu mereka mencoba untuk mengangkat kembali peti matinya.

Peti mati itu dapat diangkat dan dipindahkan ke mobil jenazah dengan mudah. Kami semua yang melihat ini sangat kaget.

Keluarga Samara tidak memberitahukan tentang kematian Samara kepada Ari.

Setelah 2 minggu kematian Samara, Ari menelepon mama Samara dan berkata : "Saya akan pulang hari ini, tolong buatkan masakan yang enak untukku. Dan jangan katakan pada Samara bahwa aku akan datang, aku ingin membuat kejutan
untuknya"

Mama Samara menjawab "Datanglah dahulu, tante ingin memberi tahu sesuatu."

Setelah Ari datang, mereka memberitahukan tentang kematian Samara. Ari mengira mereka sedang bercanda, dia hanya tertawa dan berkata:
"Jangan bercanda, bilang pada Samara untuk keluar, aku membawa sesuatu untuknya."

Akhirnya mereka membawa Ari ke kuburan Samara. Lalu Ari berkata, "Ini tidak mungkin. Kami berbicara kemarin. Dia masih tetap menelepon."

Ari sangat terkejut...

Tiba-tiba handphone nya berbunyi, "Lihat ini dari Samara, lihat ini..."

Ari memperlihatkan handphone nya ke keluarga Samara, dan mereka menyuruh Ari untuk menjawab. Ari menjawab telepon itu dengan memaki speaker. Mereka semua mendengar pembicaraan itu dengan sangat jelas & jernih, tidak ada gangguan apapun. Dan itu benar2 suara Samara dan sangat tidak mungkin ada orang lain yang memakainya karena Sim Card nya sudah dikubur bersama Samara.

Mereka semua sangat terkejut dan kembali memanggil "orang pintar" untuk membantu mereka lagi.

"Orang pintar" itu membawa teman nya untuk mencari jawaban atas keanehan ini. orang pintar dan teman nya itu bekerja selama 5 jam. Dan mereka menemukan jawabannya : ...

INDOSAT mempunyai signal yang terbaik. Kemanapun kamu pergi, jaringannya selalu ada (he...he..he. ..he...he. .)

Ga pernah dalam hidup ini gue baca email kayak gini...
Buang waktu 10 menit hanya untuk baca seperti ini...
Sekarang giliran elo deh... ^_^
Huahahahahaha. ..

yang kecil dapat menjadi besar

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu,

dan janganlah bersandar

kepada pengertianmu sendiri" (Ams. 3:5) "

Kisah 3 pohon

Wonderful story

Memang benar kita semua punya mimpi-mimpi yang hancur

dan Allah tetap berdiri di atas mimpi-mimpi kita yang hancur karena

Dia memiliki mimpi yang lebih baik, lebih tinggi, lebih agung bagi kita...

Alkisah, ada tiga pohon di dalam hutan. Suatu hari,

ketiganya saling menceritakan mengenai harapan dan impian mereka.

Pohon pertama berkata: "Kelak aku ingin menjadi peti harta karun. Aku akan

diisi emas, perak dan berbagai batu permata dan semua

orang akan mengagumi keindahannya" .

Kemudian pohon kedua berkata: "Suatu hari kelak aku

akan menjadi sebuah kapal yang besar. Aku akan mengangkut raja-raja dan

berlayar ke ujung dunia. Aku akan menjadi kapal yang kuat dan setiap orang

merasa aman berada dekat denganku".

Lalu giliran pohon ketiga yang menyampaikan impiannya:

"Aku ingin tumbuh menjadi pohon yang tertinggi di hutan di puncak bukit.

Orang-orang akan memandangku dan berpikir betapa aku begitu dekat untuk

menggapai surga dan TUHAN. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa

dan orang-orang akan mengingatku".

Setelah beberapa tahun berdoa agar impian terkabul,

sekelompok penebang pohon datang dan menebang ketiga pohon itu...

Pohon pertama dibawa ke tukang kayu. Ia sangat senang sebab

ia tahu bahwa ia akan dibuat menjadi peti harta karun.

Tetapi doanya tidak menjadi kenyataan karena tukang

kayu membuatnya menjadi kotak tempat menaruh makanan ternak. Ia hanya

diletakkan di kandang dan setiap hari diisi dengan jerami.

Pohon kedua dibawa ke galangan kapal. Ia berpikir

bahwa doanya menjadi kenyataan.

Tetapi... ia dipotong-potong dan dibuat menjadi sebuah perahu

nelayan yang sangat kecil. Impiannya menjadi kapal

besar untuk mengangkut raja-raja telah berakhir.

Pohon ketiga dipotong menjadi potongan-potongan kayu

besar dan dibiarkan teronggok dalam gelap.

Tahun demi tahun berganti..., dan ketiga pohon itu telah

melupakan impiannya masing-masing.

Kemudian suatu hari...

Sepasang suami istri tiba di kandang.

Sang istri melahirkan dan meletakkan bayinya di kotak

tempat makanan ternak yang dibuat dari pohon pertama.

Orang-orang datang dan menyembah bayi itu.

Akhirnya pohon pertama sadar bahwa di dalamnya telah

diletakkan harta terbesar sepanjang masa.

Bertahun-tahun kemudian....

Sekelompok laki-laki naik ke atas perahu nelayan yang dibuat dari pohon kedua.

Di tengah danau, badai besar datang dan pohon kedua berfikir bahwa ia

tidak cukup kuat untuk melindungi orang-orang di dalamnya.

Tetapi salah seorang laki-laki itu berdiri dan berkata kepada

badai: "Diam!!!" Tenanglah". Dan badai itupun berhenti.

Ketika itu tahulah bahwa ia telah mengangkut Raja di

atas segala raja.

Akhirnya...

Seseorang datang dan mengambil pohon ketiga.

Ia dipikul sepanjang jalan sementara orang-orang

mengejek lelaki yang memikulnya.

Laki-laki itu kemudian dipakukan di kayu ini

dan mati di puncak bukit.

Akhirnya pohon ketiga sadar bahwa ia demikian dekat

dengan TUHAN, karena YESUSlah yang disalibkan padanya...

KETIKA KEADAAN TIDAK SEPERTI YANG ENGKAU INGINKAN,

KETAHUILAH BAHWA TUHAN

MEMILIKI RENCANA UNTUKMU.

JIKA ENGKAU PERCAYA PADA-NYA , IA AKAN MEMBERIMU

BERKAT-BERKAT BESAR.

KETIGA POHON MENDAPATKAN APA YANG MEREKA INGINKAN,

TETAPI TIDAK DENGAN CARA

YANG SEPERTI MEREKA BAYANGKAN.

BEGITU JUGA DENGAN KITA, KITA TIDAK SELALU TAHU APA

RENCANA TUHAN BAGI KITA.

KITA HANYA TAHU BAHWA JALAN-NYA BUKANLAH JALAN KITA,

TETAPI JALAN-NYA ADALAH

YANG TERBAIK BAGI KITA, SELAMANYA...



(Bagikan berkat ini untuk orang-orang yg anda kasihi,

ambillah bagian

"terkecil" dari pelayanan untuk memberitakan

KEAGUNGAN NAMA YESUS....dengan

hanya cukup ambil bagian untuk mengirimkan email ini

ke orang lain yang anda

kasihi dengan iringan doa mohon berkat bagi

mereka......DAN.....apa yang

kelihatannya "kecil" ini suatu saat tanpa

kita sadari dapat menjadi "BERKAT

YG BESAR bagi orang

lain".....DAN......"BERKAT

YANG BERKELIMPAHAN juga akan
turun untuk kita", Amin.

Kisah Cinta yg Menyedihkan

Di sebuah kota kecil yg tenang & indah, ada sepasang manusia yg saling mencintai. Mereka selalu bersama memandang matahari terbit di puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja. Setiap org yg bertemu dgn mereka tdk bisa tdk akan menghantar dgn pandangan kagum & doa bahagia. Mereka saling mengasihi satu sama lain.

Namun pd suatu hari, malang sang dara mengalami luka berat akibat sebuah kecelakaan. Ia berbaring di atas ranjang pasien brp malam tdk sadarkan diri di rumah sakit. Siang hari sang wanita menjaga di depan ranjang & dgn tiada henti memanggil2 kekasih yg tdk sadar sedikitpun. Malamnya ia tak lupa berdoa kepada Tuhan agar kekasihnya selamat. Air matanya sendiri hampir kering krn menangis sepanjang hari.

Seminggu telah berlalu, sang dara tetap pingsan tertidur spt dulu, sedangkan si wanita telah berubah mjd pucat pasi & lesu tdk terkira, namun ia tetap dgn susah payah bertahan & akhirnya pd suatu hari Tuhan terharu oleh keadaan wanita yg setia & teguh itu, lalu IA memutuskan memberikan kpd wanita itu sebuah pengecualian kpd dirinya.

Tuhan bertanya kpdnya:"Apakah kamu benar2 bersedia menggunakan nyawamu sendiri utk menukarnya?". Si wanita tanpa ragu sedikitpun menjawab:"Ya". Tuhan berkata:"Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali, namun kamu hrs berjanji menjelma mjd kupu2 selama 3 thn. Pertukaran spt ini apakah kamu juga bersedia?". Si wanita terharu setelah mendengarnya & dgn jawaban yg pasti menjawab: "saya bersedia!".

Hari telah terang. Si wanita telah mjd seekor kupu2 yg indah. Ia mohon diri pd Tuhan lalu segera kembali ke rumah sakit. Hasilnya, dara itu benar2 telah siuman bahkan ia sedang berbicara dgn seorg dokter. Namun sayang, ia tdk dpt mendengarnya sebab ia tak bisa masuk ke ruang itu. Dgn di sekati oleh kaca, ia hanya bisa memandang dr jauh kekasihnya sendiri.

Bbrp hari kemudian, sang dara telah sembuh. Namun ia sama sekali tdk bahagia. Ia mencari keberadaan sang wanita pd setiap org yg lewat, namun tdk ada yg tahu sebenarnya sang wanita telah pergi kemana. Sang dara sepanjang hari tdk makan & istirahat terus mencari. Ia begitu rindu kpdnya, begitu inginnya bertemu dgn sang kekasih, namun sang wanita yg telah berubah mjd kupu2 bukankah setiap saat selalu berputar disampingnya? hanya saja ia tdk bisa berteriak, tdk bisa memeluk. Ia hanya bisa memandangnya secara diam2.

Musim panas telah berakhir, angin musim gugur yg sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Kupu2 mau tdk mau hrs meninggalkan tempat tsb lalu terakhir kali ia terbang & hinggap di atas bahu sang dara. Ia bermaksud menggunakan sayapnya yg kecil halus membelai wajahnya, menggunakan mulutnya yg kecil lembut mencium keningnya. Namun tubuhnya yg kecil & lemah benar2 tdk boleh di ketahui olehnya, sebuah gelombang suara tangisan yg sedih hanya dpt di dengar oleh kupu2 itu sendiri & mau tdk mau dgn berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yg jauh dgn membawa harapan.

Dlm sekejap telah tiba musim semi yg kedua, sang kupu2 dgn tdk sabarnya segera terbang kembali mencari kekasihnya yg lama di tinggalkannya. Namun di samping bayangan yg tak asing lagi ternyata telah berdiri seorang wanita cantik. Dlm sekilas itu sang kupu2 nyaris jatuh dr angkasa. Ia benar2 tdk percaya dgn pemandangan di depan matanya sendiri. Lebih tdk percaya lagi dgn omongan yg di bicarakan banyak org. Orang2 selalu menceritakan betapa parah sakit sang dara. Melukiskan betapa baik & manisnya dokter wanita itu. Bahkan melukiskan betapa sudah sewajarnya percintaan mereka & tentu saja juga melukiskan bahwa sang dara sudah bahagia spt dulu kala dsb. Sang kupu2 sangat sedih.

Bbrp hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa wanita itu ke gunung memandang matahari terbit, menghantar matahari senja di pesisir pantai. Segala yg pernah di milikinya dahulu dlm sekejap tokoh utamanya telah berganti seorg wanita lain sedangkan ia sendiri selain kadangkala bisa hinggap di atas bahunya, namun tdk dpt berbuat apa2. Musim panas tahun ini sgt panjang, sang kupu2 setiap hari terbang rendah dgn tersiksa & ia sudah tdk memiliki keberanian lagi utk mendekati kekasihnya sendiri. Bisikan suara antara ia dgn wanita itu, ia & suara tawa bahagianya sudah cukup membuat embusan napas dirinya berakhir, karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu2 telah terbang berlalu.

Bunga bersemi & layu. Bunga layu & bersemi lagi. Bagi seekor kupu2 waktu seolah2 hanya menandakan semua ini. Musim panas pd tahun ketiga, sang kupu2 sudah tdk sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. Sang dara bekas kekasihnya itu mendekap perlahan bahu si wanita, mencium lembut wajah wanitanya sendiri. Sama sekali tdk punya waktu memperhatikan seekor kupu2 yg hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu.

Tiga tahun perjanjian Tuhan dgn sang kupu2 sudah akan segera berakhir & pd saat hari yg terakhir,
mengalirlah air mata sedih sang kupu2. Dengan pedih hati Tuhan menarik napas:"Apakah kamu menyesal?". Sang kupu2 mengeringkan air matanya:"Tidak". Tuhan lalu berkata di sertai seberkas kegembiraan: "Besok kamu sudah dpt kembali mjd dirimu sendiri". Sang kupu2 menggeleng-gelengkan kepalanya:"Biarkanlah aku mjd kupu2 seumur hidup".

ADA BEBERAPA KEHILANGAN MERUPAKAN TAKDIR.
ADA BEBERAPA PERTEMUAN ADALAH YANG TIDAK AKAN BERAKHIR SELAMANYA.
MENCINTAI SESEORANG TIDAK MESTI HARUS MEMILIKI, NAMUN MEMILIKI SESEORANG MAKA HARUS BAIK-BAIK MENCINTAINYA.

nice story

Rumah kami langsung berseberangan dengan pintu masuk RS John Hopkins di Baltimore. Kami tinggal di lantai dasar dan menyewakan kamar-kamar lantai atas pada para pasien yang ke klinik itu.

Suatu petang dimusim panas, ketika aku sedang menyiapkan makan malam, ada orang mengetuk pintu. Saat kubuka, yang kutatap ialah seorang pria dengan wajah yang benar buruk sekali rupanya. “Lho, dia ini juga hampir cuma setinggi anakku yang berusia 8 tahun,” pikirku ketika aku mengamati tubuh yang bungkuk dan sudah serba keriput ini. Tapi yang mengerikan ialah wajahnya, begitu miring besar sebelah akibat bengkak, merah dan seperti daging mentah., hiiiihh...!

Tapi suaranya begitu lembut menyenangkan ketika ia berkata, “Selamat malam. Saya kemari untuk melihat apakah anda punya kamar hanya buat semalam saja. Saya datang berobat dan tiba dari pantai Timur, dan ternyata tidak ada bis lagi sampai esok pagi.” Ia bilang sudah mencoba mencari kamar sejak tadi siang tanpa hasil, tidak ada seorangpun tampaknya yang punya kamar.

“Aku rasa mungkin karena wajahku. Saya tahu kelihatannya memang mengerikan, tapi dokterku bilang dengan beberapa kali pengobatan lagi..."

Untuk sesaat aku mulai ragu-ragu, tapi kemudian kata-kata selanjutnya menenteramkan dan meyakinkanku, “Oh aku bisa kok tidur dikursi goyang di luar sini, di veranda samping ini. Toh bis ku esok pagi-pagi juga sudah berangkat.” Aku katakan kepadanya bahwa kami akan mencarikan ranjang buat dia, untuk beristirahat di beranda.

Aku masuk kedalam menyelesaikan makan malam. Setelah rampung, aku mengundang pria tua itu, kalau-kalau ia mau ikut makan. “Wah, terima kasih, tapi saya sudah bawa cukup banyak makanan.” Dan ia menunjukkan sebuah kantung kertas coklat. Selesai dengan mencuci piring-piring, aku keluar mengobrol dengannya beberapa menit. Tak butuh waktu lama untuk melihat bahwa orang tua ini memiliki sebuah hati yang terlampau besar untuk dijejalkan ketubuhnya yang kecil ini.

Dia bercerita ia menangkap ikan untuk menunjang putrinya, kelima anak-anaknya, dan istrinya, yang tanpa daya telah lumpuh selamanya akibat luka di tulang punggung. Ia bercerita itu bukan dengan berkeluh kesah dan mengadu; malah sesungguhnya, setiap kalimat selalu didahului dengan ucapan syukur pada Allah untuk suatu berkat! Ia berterima kasih bahwa tidak ada rasa sakit yang menyertai penyakitnya, yang rupa-rupanya adalah semacam kanker kulit. Ia bersyukur pada Allah yang memberinya kekuatan untuk bisa terus maju dan bertahan.

Saatnya tidur, kami bukakan ranjang lipat kain berkemah untuknya dikamar anak-anak. Esoknya waktu aku bangun, seprei dan selimut sudah rapi terlipat dan pria tua itu sudah berada di veranda. Ia menolak makan pagi, tapi sesaat sebelum ia berangkat naik bis, ia berhenti sebentar, seakan meminta suatu bantuan besar, ia berkata, "Permisi, bolehkah aku datang dan tinggal disini lagi lain kali bila aku harus kembali berobat? Saya sungguh tidak akan merepotkan anda sedikitpun. Saya bisa kok tidur enak dikursi."Ia berhenti sejenak dan lalu menambahkan, "Anak2 anda membuatku begitu merasa kerasan seperti di rumah sendiri. Orang dewasa rasanya terganggu oleh rupa buruknya wajahku, tetapi anak2 tampaknya tidak terganggu."

Aku katakan silahkan datang kembali setiap saat. Ketika ia datang lagi, ia tiba pagi2 jam tujuh lewat sedikit. Sebagai oleh2, ia bawakan seekor ikan besar dan satu liter kerang oyster terbesar yang pernah kulihat. Ia bilang, pagi sebelum berangkat, semuanya ia kuliti supaya tetap bagus dan segar. Aku tahu bisnya berangkat jam 4.00 pagi, entah jam berapa ia sudah harus bangun untuk mengerjakan semuanya ini bagi kami. Selama tahun2 ia datang dan tinggal bersama kami, tidak pernah sekalipun ia datang tanpa membawakan kami ikan atau kerang oyster atau sayur mayur dari kebunnya. Beberapa kali kami terima kiriman lewat pos, selalu lewat kilat khusus, ikan dan oyster terbungkus dalam sebuah kotak penuh daun bayam atau sejenis kol, setiap helai tercuci bersih. Mengetahui bahwa ia harus berjalan sekitar 5 km untuk mengirimkan semua itu, dan sadar betapa sedikit penghasilannya, kiriman2 dia menjadi makin bernilai...

Ketika aku menerima kiriman oleh2 itu, sering aku teringat kepada komentar tetangga kami pada hari ia pulang ketika pertama kali datang. "Ehhh, kau terima dia bermalam ya, orang yang luar biasa jelek menjijikkan mukanya itu? Tadi malam ia kutolak. Waduhh, celaka dehh.., kita kan bakal kehilangan langganan kalau nerima orang macam gitu!" Oh ya, memang boleh jadi kita kehilangan satu dua tamu. Tapi seandainya mereka sempat mengenalnya,mungkin penyakit mereka bakal jadi akan lebih mudah untuk dipikul. Aku tahu kami sekeluarga akan selalu bersyukur, sempat dan telah mengenalnya; dari dia kami belajar apa artinya menerima yang buruk tanpa mengeluh, dan yang baik dengan bersyukur kepada Allah.

Baru2 ini aku mengunjungi seorang teman yang punya rumah kaca. Ketika ia menunjukkan tanaman2 bunganya, kami sampai pada satu tanaman krisan [timum] yang paling cantik dari semuanya, lebat penuh tertutup bunga berwarna kuning emas. Tapi aku jadi heran sekali, melihat ia tertanam dalam sebuah ember tua, sudah penyok berkarat pula. Dalam hati aku berkata,"Kalau ini tanamanku, pastilah sudah akan kutanam didalam bejana terindah yang kumiliki."

Tapi temanku merubah cara pikirku. "Ahh, aku sedang kekurangan pot saat itu," ia coba terangkan, "dan tahu ini bakal cantik sekali, aku pikir tidak apalah sementara aku pakai ember loak ini. Toh cuma buat sebentar saja, sampai aku bisa menanamnya di taman."

Ia pastilah terheran2 sendiri melihat aku tertawa begitu gembira, tapi aku membayangkan kejadian dan skenario seperti itu disurga. "Hah, yang ini luar biasa bagusnya," mungkin begitulah kata Allah saat Ia sampai pada jiwa nelayan tua baik hati itu." Ia pastilah tidak akan keberatan memulai dulu di dalam badan kecil ini." Semua ini sudah lama terjadi, dulu dan kini, di dalam taman Allah, betapa tinggi mestinya berdirinya jiwa manis baik ini.

"Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati."

Baju-baju yang menipu

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University. Mereka meminta janji.
Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

“Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard”, kata sang pria lembut.
“Beliau hari ini sibuk,” sahut sang Sekretaris cepat.
“Kami akan menunggu,” jawab sang Wanita.
Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.

“Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi,” katanya pada sang Pimpinan Harvard. Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut. Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini, bolehkan?” tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. “Nyonya,” katanya dengan kasar, “Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan.”
“Oh, bukan,” Sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard.” Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, “Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard.” Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?” Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard. Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS saat ini.

Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju,acap menipu.

Nak, boleh ibu peluk sebentar?

Kadang Tyas tak mengerti harus bagaimana menghadapi sang Ibu. Ibunya, wanita yang kini sudah mendekati kepala enam itu, bukanlah seorang wanita yang mudah dihadapi dan dimengerti. Semenjak mulai remaja, Tyas mulai melihat sosok ibunya sebagai sosok yang berbeda dengan sosok ibu yang selama ini ada di dalam angan-angannya. Terkadang Tyas berpikir apakah sikap ibunya diakibatkan oleh kemiskinan dan penderitaan yang harus dilalui mereka selama ini? Mungkin. Hanya saja, kini keadaan ekonomi mereka sudah sangat jauh membaik, namun sikap ibunya bukan semakin membaik melainkan semakin memusingkan kepala Tyas.

Ibunya adalah seorang wanita keras yang hampir setiap waktu berpikiran negatif. Sering kali Tyas mencoba mengajaknya berbicara dari hati ke hati, mencoba memasukkan pikiran-pikiran positif pada ibunya. Tyas pun mengajak ibunya beibadah setiap minggu, berharap mungkin dengan begitu mata hati ibunya dapat terbuka. Ada yang mengatakan tabiat seseorang susah diubah apalagi bila seseorang itu sudah mulai berumur. Mungkin itu benar, karena meski telah berusaha berkali-kali, Tyas tetap merasa gagal mengubah sikap ibunya.

Tyas sering merasa sedih melihat ibunya yang hingga kini tak pernah terlihat bahagia. Ada saja yang dikeluhkan ibu dari hari ke hari. Semua tak bisa memuaskan hatinya. Padahal Tyas sering mengingatkan ibunya bahwa sebenarnya di usianya yang telah senja ini, ibunya semestinya menikmati hidup dengan tenang tanpa banyak beban pikiran lagi. Lagipula semua anak-anak telah dewasa dan menemukan jalan masing-masing. Bahkan telah lahir cucu-cucu yang lucu yang harusnya bisa menjadi sumber kebahagiaan wanita itu.

Keadaan dalam keluarga mereka tak pernah menjadi benar-benar damai. Anak-anak yang kini juga rata-rata telah menjadi orangtua mulai protes pada sikap ibu yang tak pernah mau berubah. Ibu yang selalu memikirkan diri sendiri. Ibu yang selalu mengeluh tentang apa saja, yang membuat anak-anaknya merasa enggan berada di dekatnya. Ibu yang menyimpan begitu banyak dendam masa lalu dan menjadikannya seorang wanita yang tak bahagia. Ibu yang sering ngambek untuk hal-hal kecil yang seharusnya bisa disikapinya dengan bijak.

Tyas pun sering merasa pusing menghadapi keluhan adik-adiknya tentang ibu. Keluhan yang sama dari waktu ke waktu tak pernah berubah. Bahkan belakangan ini adik-adiknya mulai mengambil jarak dan mulai menyerah, tak lagi punya keyakinan bahwa suatu hari Ibu mereka dapat disadarkan. Tyas pun sering merasa berdosa ketika ada pertanyaan terselip di pikirannya, "Benarkah ini Ibu yang melahirkan dan membesarkanku? Bukankah seorang Ibu harusnya lemah lembut dan punya cinta untuk anak-anaknya?"

Masalahnya ibu tak pernah bersimpati atas kehidupan mereka, anak-anaknya. Membuat mereka merasa begitu jauh dengan wanita itu. Jangankan berpelukan, untuk memegang dan menyentuh tangan ibu saja mereka merasa sungkan. Ada dinding yang tidak kelihatan. Dinding yang terbentuk dari rasa kecewa dan perasaan tidak dicintai orangtua sendiri. Tyas sering berharap seandainya ibu mau membuka hati dan membiarkan mereka, anak-anaknya masuk. Anak-anak yang adalah darah dan dagingnya yang berasal dari dirinya sendiri.

Hari ini seperti yang sudah-sudah terjadi, Tyas menyempatkan diri bercakap-cakap dengan ibunya. Seperti biasa dalam percakapan mereka, Tyas selalu mencari kesempatan untuk mengingatkan ibunya untuk mengubah sikapnya yang negatif. Meski sebenarnya Tyas juga mulai merasa lelah, merasa melakukan pekerjaan yang sia-sia. Namun entah mengapa hatinya masih tidak mau menyerah juga pada wanita itu.

Bukan maksud Tyas untuk menasehati orangtuanya sendiri. Ia pun tahu harusnya posisi mengingatkan itu datang dari ibunya. Bukan dirinya sebagai anak. Namun Tyas tak pernah merasa ibunya berusaha menjadi contoh yang baik untuknya. Ibunya terlalu sibuk dengan pikiran dan dunianya sendiri. Dunia sempit yang tak pernah membuatnya tersenyum, meski sehari saja.

Tapi hari ini, entah mengapa ibunya tidak membalas perkataan-perkataan Tyas seperti yang biasa dilakukannya. Wanita itu hanya diam. Tak ada wajah tak suka di sana. Tak ada pembelaan diri seperti biasa. Bahkan tak ada kemarahan yang meledak seperti yang sudah-sudah terjadi.

Saat Tyas mengakhiri perkataannya, tiba-tiba sang Ibu mengangkat wajah, menatap Tyas lama. Ia kemudian bertanya, "Nak, boleh ibu peluk sebentar?"

Tyas terpaku, bingung bercampur tak percaya. Ibunya? Memeluknya? Itu adalah sesuatu yang tak pernah berani diimpikannya selama ini. Namun tak sadar kepalanya terangguk pelan. Dan wanita itu memeluknya. Lama.

Tyas merasa seakan waktu berhenti saat itu juga. Seakan dunia ini membeku dalam sebuah momen yang selamanya tak akan pernah bisa dilupakannya. Airmatanya menetes. Kerinduannya akan kasih ibunya setelah berpuluh tahun berlalu kini terbayar sudah. Segala rasa frustasi, kecewa dan sedih kini seakan-akan mendapat sebuah jawaban pasti. Ya, ini wanita yang telah melahirkannya. Wanita ini bukan sebuah batu tak berhati. Wanita ini, punya perasaan. Hanya saja selama ini ia bagai telah membeku, tak terjamah, tak tersentuh. Dan kini, mungkin karena Tuhan menjawab doanya, wanita itu tiba-tiba membuka hatinya dan membiarkan Tyas masuk...

Tiba-tiba semua keraguan Tyas bahwa mungkinkah ibunya juga memiliki hati yang baik sirna seketika. Ya, Tyas yakin ibunya memiliki hati yang baik. Di dalam sana, ada hati yang baik yang selama ini bersembunyi. Entah karena apa, entah mengapa selama ini hati itu tak pernah terlihat.

Ibu Tyas melepaskan pelukannya dan tersenyum. Itu senyuman yang terindah yang pernah Tyas lihat sepanjang hidupnya.

"Sudah lama Ibu ingin memeluk kalian," kata ibunya pelan, dengan mata berkaca-kaca sarat akan kerinduan.

Tyas tak dapat menahan airmatanya kembali. Ya, Tuhan... Ternyata selama ini, wanita yang mereka rasakan tak berhati itu juga memendam kerinduan akan cinta. Segala kejadian buruk dan kesalahpahaman di antara mereka selama ini yang membutakan mereka akan kerinduan itu. Kerinduan yang tak terucapkan selama ini. Kerinduan yang telah dibungkus oleh ego masing-masing. Dan kini seakan telah memasrahkan dirinya pada kekuatan cinta, wanita itu melepaskan seluruh topeng hidupnya dan membiarkan jiwanya yang telanjang di hadapan sang anak. Mengakui dengan segala kerendahan hatinya sebagai seorang ibu bahwa dia telah lama merindukan anak-anaknya berada kembali dalam pelukannya...

membeli waktumu

Seorang Ayah kembali pulang telat dari tempatnya bekerja, merasa letih. Mendadak sudut matanya melihat anaknya yang berumur 5 tahun berdiri di depan pintu kamarnya. Takut-takut menatap sang ayah.

“Ayah, bolehkah aku menanyakan sesuatu?”, tanya anak, mengerjap-ngerjapkan matanya yang bulat bening.

“Ya, Tentu saja. Apakah yang akan kau tanyakan ?” jawab ayahnya.

“Ayah, berapa uang yang Ayah dapatkan dalam satu jam?”

“Itu bukan urusanmu! Apa yang membuatmu bertanya seperti itu ?” ayahnya berkata dengan nada tinggi. Agak marah dia rupanya.

“Aku hanya ingin tahu. Berapakah yang ayah terima?” pinta sang anak.

“Jika kamu benar2 ingin tahu, ayah terima Rp 20.000,- per jam”.

“Oh, begitu,” angguk sang anak. Sambil mendongak, dia berkata, pelan. “Ayah, bolehkah aku pinjam Rp 10.000,- ?” sang anak meminta dengan memelas.

“Jika alasan kamu ingin tahu jumlah uang yang ayah terima hanya untuk dapat pinjam dan membeli mainan yang tak berguna atau sesuatu yang tidak masuk akal, maka kamu sekarang masuk kamar dan tidur.Apakah kamu tidak berpikir bahwa kamu egois? Ayah bekerja dengan susah payah setiap hari, dan tidak punya waktu untuk mainan anak2,” sentak Sang Ayah.

Sang anak mengkerut. Dia tak berkata sepatah katapun. Hanya menunduk dan perlahan berbalik. Sang anak menurut masuk kamar dan menutup pintu. Tapi diam-diam dia menahan agar air matanya tak mengalir jatuh.

Sang ayah duduk dan semakin marah karena pertanyaan anaknya. Beraninya dia menanyakan pertanyaan hanya untuk mendapatkan uang.

Namun setelah lebih dari satu jam, sang ayah sudah tenang dan mulai berpikir bahwa dia agak keras terhadap anaknya. Mungkin anaknya membutuhkan sesuatu yang dia ingin beli dengan uang Rp 10.000,- tersebut, dan dia juga jarang meminta uang. Sang ayah pergi ke kamar anaknya dan pintunya dibuka.

“Sudah tidur, anakku?” dia bertanya. “Tidak ayah, saya masih terjaga,” jawab anaknya, ragu-ragu.

“Ayah berpikir, mungkin ayah terlalu keras terhadap kamu barusan”, kata sang ayah.

“Hari ini hari yang berat dan ayah melampiaskannya kepada kamu. Ini Rp 10.000,- yang kamu pinta,” ucap Sang Ayah, berusaha tersenyum.

Sang anak bangun dan menyalakan lampu. “Oh, terima kasih ayah!” sang anak berteriak kegirangan.
Kemudian, dia mengambil sesuatu dari bawah bantalnya dan ternyata isinya uang. Sang ayah melihat anaknya sudah mempunyai uang, kembali emosinya naik. Hendak marah. Sang anak menghitung dengan perlahan uangnya, kemudian menatap ayahnya.

“Kenapa kamu meminta lagi uang jika kamu sudah punya?” gerutu ayahnya.

“Karena belum cukup, tapi sekarang aku sudah punya cukup uang”, balas sang anak. “Ayah, saya punya Rp 20.000,- sekarang. Bolehkah aku beli satu jam dari waktumu untuk bisa bersamaku?”