Pada Zaman dahulu kala, Kuda dan Rusa adalah sepasang teman yang akrab karena kedua nya memiliki kemampuan berlari dengan cepat. Disuatu pagi, mereka keluar dari gua berjalan – jalan menelusuri hutan. Di tengah perjalanan, seekor burung kakatua di atas dahan sebatang pohon kayu bertanya kepada mereka, “ saya dengar kalian berdua mampu berlari dengan cepat sekali, tetapi siap sebenarnya yang paling cepat?”
Mendengar pertanyaan ini, Kuda dan Rusa terdiam sejenak, lalu masing – masing mengakui dirinya yang paling cepat. Mereka terus berdebat saling tidak mau mengalah mengaku nomor dua.Melihat pertengkaran itu tak kunjung selesai, burung kakatua lalu menawarkan usul bagaimana kalau mereka mengadakan perlombaan untuk membuktikan siapa yang paling cepat lari nya.
Mereka menyetujui dan dimulailah perlombaan itu. Ketika keduanya telah mencapai setengah lintasan, ternyata Rusa sedikit demi sedikit mendahului Kuda. Kuda yang walaupun sudah mengerahkan seluruh tenaga nya namun tak mampu juga menyusul lawan nya hingga akhirnya Rusa lah yang pertama kali melewati batas akhir perlombaan.
Dengan suara keras burung kakatua berseru, “Hasil perlombaannya adalah Rusa keluar sebagai pelari nomor satu dan Kuda nomor dua menyusul di belakangnya. Saya akan mengumumkannya ke seluruh hutan.”
Selesai berkata demikian burung kakatua segera terbang menyebarkan berita itu, sementara Kuda pulang ke Rumahnya dengan rasa malu dan putus asa. Dalam hati berpikir mau taruh dimana kulit muka ini jika semua binatang dalam hutan mengetahui berita kekalahannya.
Tiba-tiba dia mendapat akal, “Kalau bisa melenyapkan Rusa, bukankah tinggal saya yang akan menjadi pelari tercepat?”
Lalu Kuda pergi mencari Serigala untuk menyelesaikan masalahnya. Sebaliknya Serigala memberitahu Kuda pergi mencari bantuan kepada Pemburu. Setibanya di rumah Pemburu, Kuda menjelaskan maksud kedatangannya. Pemburu sangat senang dan segera menyetujui untuk membantu rencana Kuda. Tetapi pemburu berkata, “ Sebenarnya membunuh Rusa itu tidak sulit, tetapi yang menjadi masalah sekarang adalah jalan menuju gunung tidak rata, jalan masuk ke Hutan pun belum begitu saya kenal, ditambah lagi Rusa yang lari nya sangat cepat, bagaimana saya mengatasi semuahal ini?”
Karena nafsunya sudah memuncak dan tergesa-gesa ingin segera menjadi pelari nomor satu, tanpa pikir panjang Kuda berkata,” Itu soal gampang, Kamu bisa naik ke atas punggung saya dan saya yg akan membawamu masuk ke hutan.”Pemburu tentunya sangat kegirangan dan segera mengikatkan tali kendali di mulut Kuda dan memasang pelana di punggungnya. Dengan membawa anak panah, Pemburu dan Kuda kemudian pergi mencari Rusa.
Setelah melewati setengah hari, mereka tiba di sebuah gua tempat tinggal Rusa di dalamnya. Pemburu kemudian mengendap-endap di balik batu dan membidik Rusa yg berada di dalam Gua. Anak panah yg melesat menancap di kaki Rusa hingga roboh diatas tanah. Lalu Kuda segera membawa Pemburu pergi dari sana dengan rasa lega sambil tertawa, “Ha…Ha.. saat ini akulah pelari tercepat di dunia!”
Dia segera berterima kasih kepada Pemburu yg telah membantunya dan menyuruhnya membukakan tali kendali yg di ikat di mulut dan pelana di punggungnya. Tetapi pemburu berkata, “Hanya begitu saja?”. Pemburu mengeleng2kan kepala dan berkata, “ Saya telah membantumu membunuh Rusa hingga menjadikan kamu pelari nomor satu di dunia. Sekarang kamu mau kembali ke hutan begitu saja, itu tidak adil. Kamu hrs setiap hari membawa saya pergi berburu demi membalas budi.”
Pemburu tidak membiarkan Kuda kembali ke hutan & mengurungnya di kandang. Setiap hari menunggangnya pergi berburu. Mulai sejak itu, semua anak cucu keturunan Kuda selamanya menjadi tunggangan bagi manusia. Dan Rusa yg dipanah oleh Pemburu sebenarnya tidak mati seperti perkiraan mereka dan hanya terluka di kaki. Sampai sekarang kita dapat melihat ketika Rusa sedang berlari, kaki nya seperti sedikit pincang.
Makna Cerita…
Nafsu dan keserakahan adalah penyebab nomor satu manusia kehilangan hati nuraninya. Jika seseorang telah buta akan hati nurani maka dia tidak bisa lagi membedakan apakah perkataan dan perbuatannya jahat atau baik, benar atau salah.Walaupun dikisahkan dalam dunia hewan, dalam kehidupan manusia juga ada hal begini.
Ketika kita ingin melakukan sesuatu yg jahat, sesuatu yg menguntungkan diri sendiri dan mergikan orang lain, maka sejenak kita renungkan dalam-dalam, pasti terasa ada seseorang yg bersuara kepada kita untuk tidak melakukannnya. Seseorang yg membisikkan rasa sangsi, rasa takut kepada akibat perbuatan kita itu. JIka kita mendiamkannya dan menuruti nafsu, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa dan merelakan kita melakukannya. Tetap igat, itulah hati nurani kita yg menjadi pelita hidup setiap manusia. Mendiamkan nya berarti kita telah meninggalkan hati nurani dalam setiap tingkah laku.Setiap perkataan dan perbuatan yg tidak di dasari oleh hati nurani pasti akan menjerumuskan seseorang ke dalam konflik, perpecahan dan pertentangan. Yang initnya menjerumuskan kita ke dalam dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar