Ada dongeng mengenai seorang pemuda yang banyak bicara. Suatu ketika ia berkelana ke dalam hutan. Tiba- tiba ia mendengar suara orang yang bicara . Setelah dicari-cari, ternyata yang berbicara adalah tengkorak. Pada mulanya pemuda itu sangat kaget, namun karena tengkorak tersebut kelihatannya tidak berbahaya, ia pun mendekatinya.
Selang sesaat pemuda itu bertanya, “Apa yang menyebabkan anda disini?”
Tengkorak itu menjawab, “Yang membawa saya kesini adalah mulut yang banyak bicara.”
Setelah berbicara dengan tengkorak, pemuda itu keluar dari hutan dan berjalan menuju kota. Sepanjang perjalanan ia terus menceritakan kepada orang-orang bahwa ia telah bertemu dengan tengkorak yang bisa berbicara. Cerita ini akhirnya sampai ketelinga Raja. Raja sangat tertarik dengan cerita ini dan ingin membuktikannya. Ia memerintahkan prajuritnya untuk mencari pemuda itu untuk dijadikan pemandu jalan.
Singkat cerita, sampailah rombongan Raja di hutan tempat tengkorak itu berada. Untuk membuktikan ceritanya si pemuda itu bertanya kepada tengkorak. Ternyata kali ini tidak ada jawaban sama sekali. Pemuda itu bertanya lagi lagi dan lagi, namun tetap saja tengkorak itu diam membisu. Melihat hal ini Raja merasa sangat dipermainkan dan lalu memerintahkan prajuritnya untuk memengal kepala pemuda itu. Dalam sekejab putuslah kepalanya.
Setelah rombongan Raja meninggalkan tempat itu, tiba-tiba terdengar lagi suara tengkorak itu dan bertanya kepada si pemuda, “Apa yang membuatmu kesini?”
“Mulut yang banyak bicara.” Jawab si pemuda singkat.
Pesan moral :
Ada peribahasa China mengatakan , “Penyakit masuk melalui mulut, malapetaka keluar dari mulut. Karena mulut orang bisa binasa.”
Berbicaralah seperlunya, karena bicara yang berlebihan atau yang tidak perlu dan tidak pada tempatnya bisa menimbulkan kesalah-pahaman. Tahu kapan harus bicara dan kapan harus diam adalah sikap yang bijak
Selang sesaat pemuda itu bertanya, “Apa yang menyebabkan anda disini?”
Tengkorak itu menjawab, “Yang membawa saya kesini adalah mulut yang banyak bicara.”
Setelah berbicara dengan tengkorak, pemuda itu keluar dari hutan dan berjalan menuju kota. Sepanjang perjalanan ia terus menceritakan kepada orang-orang bahwa ia telah bertemu dengan tengkorak yang bisa berbicara. Cerita ini akhirnya sampai ketelinga Raja. Raja sangat tertarik dengan cerita ini dan ingin membuktikannya. Ia memerintahkan prajuritnya untuk mencari pemuda itu untuk dijadikan pemandu jalan.
Singkat cerita, sampailah rombongan Raja di hutan tempat tengkorak itu berada. Untuk membuktikan ceritanya si pemuda itu bertanya kepada tengkorak. Ternyata kali ini tidak ada jawaban sama sekali. Pemuda itu bertanya lagi lagi dan lagi, namun tetap saja tengkorak itu diam membisu. Melihat hal ini Raja merasa sangat dipermainkan dan lalu memerintahkan prajuritnya untuk memengal kepala pemuda itu. Dalam sekejab putuslah kepalanya.
Setelah rombongan Raja meninggalkan tempat itu, tiba-tiba terdengar lagi suara tengkorak itu dan bertanya kepada si pemuda, “Apa yang membuatmu kesini?”
“Mulut yang banyak bicara.” Jawab si pemuda singkat.
Pesan moral :
Ada peribahasa China mengatakan , “Penyakit masuk melalui mulut, malapetaka keluar dari mulut. Karena mulut orang bisa binasa.”
Berbicaralah seperlunya, karena bicara yang berlebihan atau yang tidak perlu dan tidak pada tempatnya bisa menimbulkan kesalah-pahaman. Tahu kapan harus bicara dan kapan harus diam adalah sikap yang bijak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar