Rabu, 16 Februari 2011

Meminta Pengampunan Bagi Ibu Tiri

Suatu hari ada seorang anak yang bernama Min Sun. Ia tinggal di Negara China saat zaman Dinasti Zhou, Jadi kira-kira sudah beribu-ribu tahun yang lalu. Min Sun adalah seorang murid dari guru terkenal yang bernama Khong Hu Cu. Setiap hari ia belajar tentang kesusilaan dan kesopanan dengan gurunya. Min Sun sudah tidak memiliki ibu kandung lagi, karena ibu kandungnya telah meninggal karena sakit jantung. Tapi suatu hari ayahnya menikah lagi, sehingga Min Sun memiliki ibu tiri dan dua adik tiri.

Ternyataibu tiri Min Sun sangatlah kejam terhadap nya. Setiap hari Min Sun selalu saja disuruh-suruh melakukan pekerjaan yang berat, sedangkan kedua adik tirinya selalu disayang dan diberi makanan yang lezat dan sehat. Tapi Min Sun tidak pernah mengeluh dan selalu bersabar. Ayah Min Sun yang sibuk bekerja tidak tahu perbuatan dari istri nya yang baru itu. Tapi Min Sun tidak pernah melaporkan kejadian itu kepada ayah nya.

Suatu hari, musim dingin pun tiba, salju mulai turun ke daratan China. Keluarga Min Sun pun sedang berkumpul di rumah untuk bersantai. Ibu tiri Min Sun yang jahat sedang berpura-pura baik di depan ayahnya, ia berkata “Suamiku, aku sudah membuatkan 3 baju hangat untuk anak-anak kita agar mereka tidak kedinginan.”Ayah Min Sun pun sangat senang mendengar perkataan istrinya itu. Ternyata, si ibu tiri itu tetap pilih kasih. Baju untuk Min Sun hanya dibuatkan dengan jerami kering, sedangkan kedua adiknya dibuatkan baju dari wol dan kain sutra.Tetapi Min Sun tidak menyadari hal itu dan tetap menerima baju hangat itu dengan perasaan senang.

Disaat musim dingin masih berlangsung, Ayah Min Sun memiliki pekerjaan mendadak dan harus segera pergi ke luar kota. Ia memerintahkan Min Sun untuk mengambil kuda di kandang. “Min Sun, segeralah ambil kuda di kandang. Ayah akan pergi ke luar kota.” kata si ayah. Sebagai anak yang berbakti, walaupun diluar keadaan nya sangat dingin, Min Sun pun tetap mengambil kuda di kandang. Di tengah perjalanan Min Sun pun kedinginan. Padahal ia sudah memakai baju hangat dariibu tirinya. Karena sudah tidak kuat lagi, Min Sun pun pingsan di tengah lebatnya salju. Ayah Min Sun yang tidak sabar menunggu di rumah akhirnya pergi mencari Min Sun, ia menemukan Min Sun tergeletak di tengah salju. Secara tidak sengaja, si ayah menarik baju hangat Min Sun dan tiba-tiba baju hanga itu robek! Jerami kering pun jatuh berserakan. Akhirnya si ayah sadar akan kejahatan istrinya dan segera bergegas membawa Min Sun pulang ke rumah.

Sesampai di rumah, si ayah pun memarahi istri nya an segera mengusir nya pergi dari rumah ini. Min Sun yang sadar dari pingsannya segera bangun dan bersujud memohon kepada ayahnya, “Ayah! Mohon maafkan lah ibunda, memang ia telah bersalah. Tapi aku sudah memaafkannya yah. Apabila ibu tetap disini, hanya ada satu anak yang tersiksa. Tapi apabila ibu pergi dari sini, akan ada 3 anak yang tersiksa” kata Min Sun sambil menangis. Mendengar perkataan itu, ibu tiri Min Sun pun menangis dan sadar akan kesalahannya. Ayah Min Sun pun luluh dengan perkataan anaknya yang sangat baik itu.

Setelah kejadian itu, keluarga mereka pun hidup bahagia dan sejahtera. Min Sun pun menjadi salah satu murid terbaik dari gurunya Khong Hu Cu.

Jadi,walaupun orang tua kita pernah berbuat salah dengan kita, kita harus tetap memaafkannya seperti sikap Min Sun. Karena perbuatan baik kita akan dibalas oleh Tuhan. Jadi kumpulkanlah karma baik dan perbuatan baik kita setiap hari dan selalu berbakti terhadap orang tua.

Diambil dari 24 Kisah Anak Berbakti = Min Ziqian/Min Sun (Meminta Pengampunan Bagi Ibu Tiri)

Kala Semua Orang Menolak Aku

Sumber Kesaksian: Lili Herawati


Pada saat itu aku pulang kerja, saat aku melihat ada satu jembatan, terbersit di pikiranku : “Apakah baik ya jika aku mengakhiri hidupku di jembatan ini?”. Aku sudah bosan dengan hidupku yang seperti ini. Dari kecil hidupku merasa ditolak, ketika aku besar, ketika aku kuliah, aku pikir aku telah menemukan hidupku yang terbaik. Aku pacaran, dan pada saat itu juga aku ditolak. Aku merasa Tuhan itu jahat dalam hidupku.
Saat Lili masih bayi, seorang paranormal mengatakan pada ibunya bahwa Lili adalah anak pembawa sial. Sejak itulah Lili menerima perlakuan keluarga yang amat buruk.
Aku sering didiskriminasikan kalau sedang makan. Misalnya, kadang keluargaku makan tomat dan telur yang dijadikan satu sementara aku hanya makan nasi dengan sedikit garam dan air serta krupuk. Terkadang kalau orang tuaku pergi aku tidak suka diajak karena mereka tidak nyaman untuk mengajak aku. Mereka hanya akan mengajak kakak dan sepupu aku yang lain sementara aku hanya ditinggal dirumah. Aku jadi terbiasa di rumah dan aku tidak pernah pergi ke yang namanya mall.
Setiap kali Lili melakukan kesalahan maka ia akan disebut sebagai anak sial. Akibatnya Lili mulai menunjukkan sikap yang tidak semestinya. Lili bahkan berani memperlakukan kakaknya, Maria Herawati secara tidak wajar.
Dia berusaha untuk menyakiti perasaan saya, sampai-sampai dia pernah memukuli saya sebagai kakaknya. Dia berusaha menyakiti hati saya.

Saat kuliah dia berkenalan dengan pria yang lalu menjadi pacarnya.
Ternyata pria ini cukup baik, cukup berhasil dan berhasil memberikan apa yang selama ini aku inginkan dalam hidupku. Aku berpikir bahwa dia adalah orang yang Tuhan kasih untuk membebaskan aku dari penderitaan selama ini.

Tetapi hubungan cinta mereka tidak bertahan lama.
Pada saat-saat aku mencintai dia lebih daripada aku mencintai diriku sendiri, dia pergi meninggalkan aku. Selama ini aku berfikir bahwa akhirnya Tuhan mendengar doaku. Tuhan memberi aku seorang pria yang mengerti aku yang aku pikir tidak akan aku dapat dari orang lain. Aku lalu berpikir bahwa kerjaan Tuhan itu hanya menipu, dari aku lahir hingga besar tidak pernah ada yang sayang padaku. Aku bertanya kenapa Tuhan tidak mengerjakan sesuatu. Katanya Tuhan penuh dengan kuasa, katanya Tuhan penuh dengan Maha… Maha… Maha…. Tapi kenapa Tuhan tidak bisa merubah hidupku yang seperti ini?.

Kekecewaan yang mendalam membuat Lili berkali-kali mencoba untuk mengakhiri hidupnya.
Tuhan gimana ya?, aku ingin mati!. Tapi kenapa setiap kali aku ingin mati, aku ingat pada orang tua. Padahal orang tua juga nggak sayang-sayang amat padaku. Peduli padaku juga tidak.
Lili merasakan puncak deritanya. Belum cukup disitu, pada bulan yang sama tante yang paling dekat dengan Lili meninggal dunia. Ditengah pertanyaan yang berkecamuk dalam dirinya, Tuhan mulai menyatakan kasihNya dalam kehidupan Lili.
Aku berpikir : “Akhirnya setiap orang harus mati juga, tapi kenapa ya saya justru tidak mati-mati!”. Aku melihat wajahnya sambil bertanya-tanya : “Kalau mati, apa ya yang aku akan lakukan?. Apakah ketika aku mati semuanya selesai begitu saja”. Saat itulah Tuhan mulai berkata-kata : “Aku mengasihimu walaupun dunia membuang engkau. Aku tidak pernah membuang engkau”.
Aku tiba-tiba merasa Tuhan datang dan aku tidak pernah merasa seperti itu. Kata-kata “Aku mengasihi kamu” itu yang membuat aku berpikir bahwa itu pasti perkataan Tuhan karena aku tidak pernah bisa mengasihi diriku sendiri.
Sejak malam itu Lili mulai bisa mengampuni orang-orang yang menyakiti dirinya. Dia juga mulai belajar untuk mengasihi keluarganya. Tetapi Lili tidak berusaha sendirian, ada seorang teman yang selalu mendukungnya dalam doa.

Venalis Sutanto, temanLili bersaksi tentang hidup lama Lili.
Dulu Lili tertutup orangnya. Dia juga orang yang kasar dan sering marah. Tapi sekarang dia lebih lembut, lebih perhatian pada keluarganya dan juga suka menolong orang lain.

Maria Herawati, kakak Lili juga melihat perubahan adiknya ini.
Sekarang Lili telah berubah dan mau peduli pada kami sekeluarga, pada saya, pada mama dan dengan adiknya.

Hidup Lili ini menjadi hidup yang dipenuhi nilai Illahi.
Terima kasih Tuhan engkau telah memulihkan aku dan menjadikan hidupku lebih berarti.


RENUNGAN,KISAH NYATA CINTA SEJATI SEORANG SUAMI

Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment,beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia .Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali. Silahkan baca dan dihayati.
*MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTERI KITA TANPA SYARAT
Sebuah perenungan Buat para suami baca ya….. istri & calon istri juga boleh.. Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah Senja bahkan sudah mendekati malam,Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun.
Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, Dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi,Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan Sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka,sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua Mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah Tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata ” Pak kami ingin sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……. ..bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu” . dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya “sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak
dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak,kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.” Anak2ku ……… Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu,mungkin bapak akan menikah….. .tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,… kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini.
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.”
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah
Pak Suyatno bercerita.
“Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran,perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya,dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2.. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu
merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,”
Love your wife…..love your husband…..love your kids��with all of  your heart and soul.